” Kunjungan Empati ke Pengungsi Banjir Padang Perkuat Narasi Solidaritas Nasional “
RI News Portal. Padang, 3 Desember 2025 – Di tengah genangan air keruh yang masih menggenangi halaman Masjid Raya Al-Hakim, Kota Padang, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Djamari Chaniago, berdiri di antara ratusan pengungsi banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera Barat, Aceh, serta Sumatera Utara sepekan terakhir. Dengan suara tenang namun tegas, pria kelahiran Padang 8 April 1949 itu menyampaikan pesan yang sama berulang kali: “Pemerintah hadir. Tidak ada yang dibiarkan sendirian.”
Kunjungan kerja Rabu sore itu bukan sekadar seremoni penyerahan bantuan. Bagi Djamari—alumnus Akabri 1971 yang pernah memimpin satuan infanteri di berbagai medan tugas—kehadiran fisik di posko pengungsian Kecamatan Pauh merupakan wujud konkret koordinasi lintas sektor yang menjadi mandat utamanya. Ia menegaskan bahwa kunjungan Presiden RI beberapa hari sebelumnya ke tiga provinsi terdampak bukanlah kunjungan seremonial belaka, melainkan instruksi langsung agar tidak ada satu pun warga yang terlewat dari pendataan dan pemenuhan kebutuhan dasar.
“Kehadiran Bapak Presiden adalah sinyal bagi seluruh aparat negara: percepat, jangkau, pastikan,” ujar Djamari kepada wartawan usai berdialog dengan keluarga pengungsi di tenda darurat. “Saya hanya melanjutkan amanah itu di lapangan.”

Di lokasi yang sama, Camat Pauh Masfetrin mengungkapkan bahwa kehadiran Menko Polkam membawa dampak psikologis yang signifikan. “Beliau tidak hanya menyerahkan bantuan, tapi juga duduk bersama anak-anak, mendengarkan cerita mereka, bahkan ikut bernyanyi lagu daerah,” katanya. Momen-momen kecil itu, menurut Masfetrin, menjadi “obat penenang” bagi penyintas yang masih trauma setelah rumah dan harta benda mereka lenyap disapu banjir bandang.
Secara konkret, Djamari menyerahkan bantuan senilai Rp309 juta serta 318 paket sembako yang berisi beras, minyak goreng, gula, susu, pembalut wanita, dan kebutuhan bayi. Paket-paket itu didistribusikan langsung kepada keluarga yang rumahnya masih tergenang atau rusak berat. “Kami prioritaskan ibu hamil, lansia, dan anak-anak,” tegas Djamari.
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian respons terkoordinasi pemerintah pusat pasca-deklarasi status darurat bencana di tiga provinsi. Koordinasi yang dipimpin Menko Polkam melibatkan Kementerian Sosial, BNPB, TNI, Polri, serta pemerintah daerah untuk memastikan logistik, kesehatan, dan keamanan pengungsi terpenuhi secara simultan.
Di balik angka bantuan dan foto seremoni, terdapat pesan politik yang lebih dalam: negara tidak boleh absen saat rakyatnya berada dalam titik terendah. Bagi Djamari Chaniago—putra Minang yang kembali ke tanah kelahirannya dalam kapasitas sebagai pembawa amanah negara—kunjungan itu juga menjadi pengingat pribadi bahwa solidaritas bukan hanya slogan, melainkan tindakan nyata yang harus diwujudkan hingga warga terakhir di posko pengungsian merasa didengar dan diperhatikan.
“Saya berdoa, semoga musibah ini segera berlalu. Tapi selama masih ada air di kaki dan air mata di pipi saudara-saudara kita, kami akan tetap di sini,” tutup Djamari sebelum meninggalkan posko menuju lokasi pengungsian berikutnya di Kabupaten Padang Pariaman.
Hingga berita ini diturunkan, pendataan korban dan kerugian materiil masih terus berlangsung, sementara prakiraan BMKG menunjukkan potensi hujan lebat masih akan terjadi hingga akhir pekan ini.
Pewarta : Albertus Perikesit

