RI News Portal. Tapanuli Tengah, 1 Desember 2025 – Presiden Prabowo Subianto mengunjungi langsung wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada Senin (1/12). Dalam peninjauan yang didampingi kepala BNPB, Panglima TNI, dan Kapolri itu, orang nomor satu di Indonesia itu menyatakan bahwa warga setempat masih berada dalam kondisi syok berat pasca-bencana yang terjadi akhir pekan lalu.
“Ya tentunya mereka masih dalam kondisi syok. Saya kira pemerintah sudah berbuat yang terbaik,” ujar Prabowo singkat saat berbincang dengan warga di Posko Pengungsian Desa Aek Horsik, Kecamatan Sipirok.
Prioritas utama yang ditekankan Presiden dalam kunjungan tersebut adalah percepatan distribusi logistik, khususnya bahan bakar minyak. Menurutnya, ketersediaan BBM menjadi kunci pemulihan akses antar-desa yang masih terputus akibat jembatan runtuh dan material longsor. PLN juga diminta mempercepat pemulihan jaringan listrik secara bertahap, mengingat sejumlah kecamatan masih gelap total sejak Sabtu malam.

Kepala Negara menerima laporan langsung bahwa terdapat 11 desa di tiga kecamatan yang masih terisolasi total hingga Senin siang. Ia memerintahkan penggunaan maksimal armada udara TNI AU untuk menyalurkan bantuan dan evakuasi medis.
“Kita kerahkan semua: helikopter Chinook, Caracal, juga Hercules untuk droppping logistik. Insya Allah dengan kerja tim yang solid, kesulitan rakyat bisa segera kita atasi,” tegasnya.
Cuaca Membaik, Ancaman Perubahan Iklim Tetap Mengintai
Prabowo menyampaikan rasa syukur karena intensitas hujan di wilayah Tapanuli Tengah dan sekitarnya mulai menurun sejak Senin dini hari. “Ramalan BMKG menunjukkan fase terburuk sudah kita lewati,” katanya.
Namun, di balik perbaikan cuaca jangka pendek tersebut, Presiden justru menyorongkan isu yang lebih struktural: dampak perubahan iklim yang semakin nyata di Indonesia.
“Ini bukan kejadian biasa lagi. Curah hujan ekstrem, pola musim yang bergeser, intensitas bencana yang meningkat — ini semua konsekuensi perubahan iklim yang harus kita hadapi secara serius,” ungkapnya dengan nada tegas.
Baca juga : Jawa Timur Sabet Gelar Juara TP2DD Kawasan Jawa–Bali 2025
Ia menekankan perlunya paradigma baru dalam tata kelola lingkungan, baik di tingkat pusat maupun daerah. “Pemerintah harus benar-benar berfungsi menjaga lingkungan hidup, melakukan antisipasi jangka panjang, membangun infrastruktur yang resilien terhadap iklim. Daerah-daerah juga wajib memiliki rencana kontingensi yang lebih matang,” tambahnya.
Prabowo juga mengapresiasi respons cepat berbagai institusi negara. “Saya lihat BNPB, TNI, Polri, Basarnas, semua bergerak sangat cepat. Ini modal besar bangsa kita dalam menghadapi bencana,” ujarnya sembari menyapa prajurit yang bertugas di lokasi longsor Km 31 jalur Sipirok-Padangsidimpuan.
Hingga Senin malam, data sementara BNPB mencatat 19 orang meninggal dunia, 8 hilang, dan lebih dari 34.000 jiwa mengungsi akibat banjir dan longsor yang dipicu hujan lebat sejak Kamis (27/11) lalu. Proses evakuasi dan pendataan terus berlangsung, didukung perbaikan cuaca yang memungkinkan mobilisasi alat berat ke titik-titik kritis.
Kunjungan Presiden ke Tapanuli Tengah ini menjadi sinyal kuat bahwa isu perubahan iklim tidak lagi sekadar wacana lingkungan, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan nasional yang menuntut perubahan kebijakan fundamental di semua level pemerintahan.
Pewarta : Adi Tanjoeng

