RI News Portal. Victoria, 30 November 2025 – Indonesia terus menunjukkan keseriusan dalam memperdalam kemitraan dengan Kanada, khususnya dengan Provinsi British Columbia, melalui serangkaian pertemuan tingkat tinggi di Victoria pekan ini. Langkah ini merupakan tindak lanjut langsung dari kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Ottawa pada September 2025 yang berhasil mempercepat finalisasi Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kanada, Muhsin Syihab, dalam pertemuan dengan pejabat senior pemerintah British Columbia menyampaikan bahwa momentum pasca-ICA-CEPA harus segera dikonversi menjadi kerja sama yang lebih konkret dan terukur. “Kesepakatan ekonomi komprehensif ini bukan sekadar dokumen, melainkan pintu masuk bagi perluasan akses pasar, alih teknologi, dan investasi dua arah yang saling menguntungkan,” tegas Muhsin, didampingi Konsul Jenderal RI di Vancouver, Nina Kurnia Widhi, serta Sekretaris Parlemen Bidang Perdagangan British Columbia, Paul Choi.
Selain dimensi ekonomi, Dubes Muhsin menggarisbawahi pentingnya memperkuat people-to-people connectivity. Ia mengusulkan perluasan program pertukaran mahasiswa, kolaborasi seni dan budaya, serta pembentukan kelompok persahabatan parlemen Indonesia–British Columbia sebagai saluran komunikasi institusional yang lebih terstruktur. “Kunjungan menteri British Columbia bersama delegasi bisnis ke Indonesia pada 2026 akan menjadi sinyal kuat komitmen bersama,” tambahnya.

Dalam audiensi terpisah dengan Ketua DPR Provinsi British Columbia (Legislative Assembly), Raj Chouhan, delegasi Indonesia mendapat respons positif terkait penguatan hubungan antarmasyarakat. Chouhan menilai kunjungan Presiden Prabowo telah mengubah paradigma hubungan bilateral dari yang sebelumnya bersifat formal-diplomatik menjadi lebih substantif. Ia secara khusus mendorong penjajakan sister province atau sister city serta pemanfaatan festival seni budaya sebagai platform diplomasi publik yang lebih inklusif.
Menteri Pekerjaan dan Pertumbuhan Ekonomi British Columbia, Ravi Kahlon, menyatakan kesiapan provinsinya memanfaatkan ICA-CEPA secara optimal. “Kami telah merencanakan misi dagang dan investasi ke Indonesia pada tahun depan untuk mengeksplorasi peluang di sektor sumber daya alam berkelanjutan, teknologi hijau, dan infrastruktur,” ujar Kahlon. Ia menambahkan bahwa British Columbia melihat Indonesia sebagai salah satu mitra strategis di Indo-Pasifik yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi.
Data perdagangan 2024 menunjukkan nilai transaksi bilateral Indonesia–British Columbia mencapai 654,51 juta dolar AS, menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar keempat British Columbia di kawasan ASEAN. Namun, Konsul Jenderal Nina Kurnia Widhi menegaskan bahwa angka tersebut masih jauh di bawah potensi riil. “Dengan tarif yang lebih rendah dan penghapusan hambatan non-tarif melalui ICA-CEPA, kami optimistis perdagangan dapat melonjak signifikan dalam tiga hingga lima tahun mendatang,” katanya.
Baca juga : Putin Sampaikan Duka Mendalam kepada Prabowo atas Tragedi Banjir dan Longsor di Sumatera Utara
Langkah diplomatik intensif ini mencerminkan strategi Indonesia dalam mendiversifikasi kemitraan ekonomi di luar mitra tradisional serta memperkuat posisi di kawasan Amerika Utara. Di saat yang sama, British Columbia—dengan keunggulan di sektor kehutanan berkelanjutan, pertambangan ramah lingkungan, dan teknologi bersih—memandang Indonesia sebagai pasar dan sumber investasi yang semakin menarik di tengah dinamika geopolitik global.
Pertemuan di Victoria ini menjadi bukti bahwa hubungan Indonesia–Kanada, khususnya dengan British Columbia, telah memasuki fase baru yang lebih operasional dan berorientasi hasil, sekaligus menegaskan komitmen kedua pihak untuk mewujudkan kemitraan yang setara dan berkelanjutan.
Pewarta : Albertus Parikesit

