RI News Portal. Serang 27 November 2025 – Pemerintah Provinsi Banten menyatakan bahwa pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular bukan lagi pilihan, melainkan keharusan mendesak. Dengan hanya 13,4 persen sampah yang saat ini terkelola secara benar, lebih dari 86 persen timbunan harian sebanyak 8.126 ton masih berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) melalui metode open dumping, dibakar secara liar, atau dibuang ke lokasi-lokasi ilegal.
Pernyataan tegas tersebut disampaikan Gubernur Banten Andra Soni saat meresmikan Material Recovery Facility (MRF) milik pengembang kawasan Bintaro Jaya di Tangerang Selatan, Rabu (26/11). Fasilitas yang berdiri di lahan seluas 1,4 hektare itu menjadi salah satu proyek percontohan yang diharapkan mempercepat transisi Provinsi Banten menuju sistem pengelolaan sampah modern yang minim sampah akhir (zero waste).
“Dari total timbunan harian, lebih dari 3.700 ton masih ditimbun dengan cara yang berpotensi mencemari air tanah dan udara. Kondisi ini tidak lagi berkelanjutan,” ungkap Andra Soni di Serang, Kamis (27/11).
Ia menekankan bahwa pendekatan ekonomi sirkular – di mana sampah dipandang sebagai sumber daya yang dapat didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi – menjadi satu-satunya jalan keluar dari ancaman krisis lingkungan yang semakin nyata di wilayah metropolitan Jakarta bagian selatan dan sekitarnya.

MRF Bintaro Jaya, yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 60 ton per hari, dirancang untuk tidak mengirim satu pun kilogram sampah ke TPA. Seluruh sampah organik dan anorganik diproses melalui pemilahan mekanis dan manual, kemudian diubah menjadi kompos, bahan baku daur ulang, atau bahan bakar alternatif melalui teknologi pirolisis. Seluruh peralatan produksi yang digunakan merupakan buatan industri lokal Banten.
“Kami membuktikan bahwa zero waste bukan sekadar slogan. Di fasilitas ini tidak ada sampah yang menginap, tidak ada yang dibuang ke TPA,” ujar Wakil Direktur Utama PT Jaya Real Property Tbk, Sutopo Kristanto.
Fasilitas tersebut juga menyerap sekitar 100 tenaga kerja lokal, menunjukkan bahwa transformasi pengelolaan sampah dapat sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar.
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie yang turut hadir dalam peresmian menegaskan bahwa volume sampah di wilayahnya terus melonjak seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. “Kapasitas TPA kami semakin terbatas. Kolaborasi lintas sektor, terutama dengan swasta yang memiliki komitmen dan teknologi, menjadi keniscayaan,” katanya.
Baca juga : Merz: Eropa Bukan Penonton, Melainkan Penentu dalam Arsitektur Perdamaian Ukraina
Gubernur Andra Soni berharap keberhasilan MRF Bintaro Jaya dapat direplikasi di kawasan-kawasan lain di Provinsi Banten. Ia juga mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk segera menyusun regulasi dan insentif yang memudahkan investasi sektor swasta dalam infrastruktur pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.
“Jika satu per satu pengembang besar dan komunitas perumahan mulai mengadopsi model serupa, kita bisa memangkas secara signifikan beban TPA dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tutup Andra.
Langkah Banten ini menjadi salah satu sinyal kuat bahwa daerah penyangga Jakarta mulai bergerak meninggalkan pola lama pengelolaan sampah linier menuju sistem tertutup yang lebih ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi.
Pewarta : Syahrudin Bhalak

