RI News Portal. Simalungun, 26 November 2025 – Halaman Simalungun City Hotel di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Rabu petang, menjadi saksi bisu sebuah peristiwa bersejarah yang langka: penyerahan resmi simbol-simbol pahlawan nasional almarhum Tuan Rondahaim Saragih Garingging dari ahli waris kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun. Acara syukuran sekaligus pesta rakyat ini menandai puncak rangkaian peringatan dua hari pasca-ditetapkannya Raja Raya ke-14 itu sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Keputusan Presiden tertanggal 10 November 2025.
Berbeda dari peringatan seremonial biasa, acara ini sengaja dirancang sebagai “ignition point” – istilah yang dipilih sendiri oleh Bupati Simalungun Dr. h. Anton Ahmad Saragih – untuk membakar tenaga baru bagi masyarakat Simalungun di era Indonesia Emas 2045. “Anugerah ini bukan sekadar penghormatan kepada satu sosok, melainkan pengakuan negara bahwa perjuangan anti-kolonial di tanah Batak Simalungun memiliki bobot yang sama dengan perjuangannya di front-front lain di Nusantara,” ujar Bupati dalam sambutan yang disambut tepuk tangan meriah ribuan warga yang hadir.
Tuan Rondahaim Saragih Garingging (1864–1939) dikenal sebagai raja yang tak pernah menunduk di hadapan Belanda. Sepanjang masa pemerintahannya sebagai Raja Raya (1909–1939), ia menolak segala bentuk kerja paksa, mempersenjatai rakyatnya, serta membangun benteng-benteng pertahanan di wilayah Pegagan dan Dolok Merawan. Sikapnya yang tanpa kompromi itu membuat Belanda akhirnya menangkap dan mengasingkannya ke Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur, hingga wafatnya.

Proses pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Tuan Rondahaim ternyata tidak mudah. Menurut Dr. Jr. Saragih, Ketua Umum Ihutan Bolon HSGP yang juga mewakili keluarga besar ahli waris, usulan ini pernah empat kali diajukan sejak tahun 1990-an dan selalu kandas di meja birokrasi pusat. “Baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, berkat dukungan lintas sektor termasuk Prof. Bungaran Saragih sebagai penasehat, akhirnya terwujud pada 2025 ini,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Momen paling mengharukan terjadi saat penandatanganan berita acara penyerahan simbol-simbol pahlawan nasional – berupa replika tombak pusaka, gonjong rumah bolon mini, serta piagam Keppres – dari Dr. Jr. Saragih kepada Bupati Anton Ahmad Saragih. Usai penandatanganan, rombongan langsung berziarah ke makam Tuan Rondahaim di Nagori Mariah Dolok, disusul doa lintas agama dan tabur bunga.
Turut hadir antara lain Walikota Pematangsiantar Susanti Dewayani beserta suami, Walikota Tebing Tinggi yang juga masih keturunan langsung sang pahlawan, Ketua DPRD Simalungun Sugiarto, Sekda Mixnon Andreas Simamora, Forkopimda, Ketua TP PKK Ny. Rislah Trisnawati Anton Saragih, serta ratusan tokoh adat, akademisi, dan organisasi kemasyarakatan Simalungun dari dalam dan luar negeri.
Baca juga : Rehabilitasi Tiga Eks Direksi ASDP oleh Presiden Prabowo Picu Kekhawatiran Pelemahan Efek Jera Korupsi
Dalam wawancara terpisah usai acara, Prof. Bungaran Saragih (mantan Menteri Pertanian RI) yang menjadi motor penggerak utama pengusulan gelar ini sejak dua dekade silam menyatakan, “Hari ini bukan akhir, melainkan awal. Nilai-nilai Tuan Rondahaim – keberanian moral, kecerdasan strategis, dan cinta tanah air tanpa syarat – harus menjadi bahan bakar bagi generasi muda Simalungun untuk membangun daerah yang maju secara ekonomi sekaligus kuat secara budaya.”
Malam ditutup dengan pesta rakyat: tarian Tortor massal, gondang Batak, dan hidangan khas Simalungun yang dibagikan gratis kepada seluruh tamu. Di bawah langit Pematang Raya yang cerah, terlihat jelas bahwa api perjuangan Tuan Rondahaim Saragih Garingging kembali menyala – kali ini bukan untuk melawan penjajah, melainkan untuk memajukan bangsanya sendiri.
Pewarta : Jhon Sinaga

