RI News Portal. Jatirogo, Wonogiri 17 November 2025 – Kurang dari sebulan sejak resmi beroperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Sugihan, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, telah berhasil menembus pasar hasil bumi dan penyediaan sarana produksi pertanian. Keberhasilan awal ini menjadi sinyal positif bagi pengembangan ekonomi desa berbasis potensi lokal di wilayah pegunungan selatan Jawa Tengah.
Direktur BUMDesa Sugihan, Sugiyanto, yang diwakili Ucik Listianto dan Rahmad, menjelaskan bahwa pemilihan jenis usaha dilakukan melalui tahapan yang sistematis dan terukur. “Tahapan identifikasi potensi, analisis masalah, dan survei pasar menjadi yang paling krusial,” ujarnya. Setelah tahap tersebut, potensi dan peluang pasar dikonversi menjadi ide bisnis konkret yang sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.
Saat ini, unit usaha yang sudah berjalan adalah pembelian dan penjualan hasil bumi langsung dari petani serta penyediaan obat-obatan dan pupuk pertanian. “Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan layanan token listrik dan agen BRILink sebagai bagian dari fixed plan,” tambah Ucik Listianto. Master plan pengembangan jangka menengah pun sedang disusun secara bertahap dengan melibatkan tim pembentukan BUMDesa.

Lebih lanjut, positioning BUMDesa Sugihan di antara pelaku usaha lain menjadi perhatian khusus. “Kami tidak ingin tumpang tindih dengan pedagang yang sudah ada, melainkan mengisi celah yang belum terlayani dengan baik,” tegas Rahmad. Hasil rencana usaha dilaporkan setiap bulan kepada pemerintah desa agar pengendalian terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) tetap terjaga.
Kepala Desa Sugihan, Santosa, membenarkan bahwa BUMDesa baru beroperasi sejak pertengahan Oktober 2025. Namun, kemajuan yang terlihat cukup signifikan terutama karena dukungan infrastruktur pasar baru Sembodo yang diresmikan tiga pekan lalu. “Lokasi BUMDesa, pasar Sembodo, dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) kami satukan dalam satu kawasan di atas tanah kas desa,” ujar Santosa.
Integrasi tiga entitas tersebut, lanjut Santosa, merupakan upaya pemenuhan mandat presiden terkait penguatan koperasi desa sekaligus menciptakan ekosistem ekonomi yang saling menguatkan. “Kehadiran pasar baru dengan lokasi strategis di jalur lintas Jatirogo–Ponjong memberi peluang emas bagi warga untuk meningkatkan nilai tambah hasil bumi dan akses terhadap sarana produksi yang lebih murah,” katanya.
Keberadaan BUMDesa Sugihan yang langsung “gaspol” di bulan pertama operasional menjadi bukti bahwa pengelolaan berbasis data dan partisipasi masyarakat dapat mempercepat proses pemberdayaan ekonomi desa. Di tengah tantangan geografis Wonogiri selatan yang masih didominasi pertanian lahan kering, model seperti ini berpotensi menjadi rujukan bagi ratusan desa lain di kawasan serupa.
Dengan fondasi yang sudah terbangun dalam waktu singkat, BUMDesa Sugihan kini bersiap melangkah ke tahap berikutnya: memperluas jangkauan pasar dan memperkuat rantai pasok hasil bumi lokal hingga ke luar kabupaten.
Pewarta : Nandar Suyadi

