RI News Portal. Tangerang Selatan, 13 November 2025 – Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, kembali menggelar wisata ziarah bertajuk peringatan Hari Pahlawan dengan mengunjungi Museum Palagan Lengkong di BSD, Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini melibatkan ratusan siswa dari Sekolah Rakyat, sebagai upaya konkret mentransfer nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi muda melalui pengalaman langsung di situs sejarah.
“Kami hari ini berziarah di Lengkong, setelah sebelumnya di lokasi lain. Rencananya, kegiatan serupa akan kami perluas ke luar Pulau Jawa,” kata Gus Ipul saat ditemui di lokasi, Kamis (13/11/2025). Pendekatan ini, menurutnya, bukan sekadar ritual tahunan, melainkan strategi pendidikan karakter yang mengintegrasikan sejarah perjuangan dengan pembelajaran empiris.
Dalam sambutannya, Gus Ipul menekankan kesabaran sebagai nilai inti yang diwarisi dari para pahlawan. “Kesabaran adalah nilai luhur yang melekat pada diri para pahlawan bangsa,” ujarnya. Ia menguraikan bahwa para pejuang tidak hanya sabar dalam menuntut ilmu dan menanti momentum, tetapi juga dalam menghadapi perbedaan demi mencapai persatuan nasional.

Nilai ini, lanjutnya, menjadi katalisator yang menyatukan keragaman etnis, agama, dan budaya di Indonesia. “Ditambah keikhlasan serta semangat kebangsaan yang tinggi, akhirnya kita meraih kemerdekaan,” tambah Gus Ipul. Ia juga memberikan penghargaan tersendiri kepada keturunan pahlawan yang memilih hidup sederhana sambil terus berkontribusi bagi bangsa, tanpa mengandalkan garis keturunan.
Sebagai ilustrasi, Gus Ipul menyebut cucu Agus Salim dan anak Mohammad Hatta yang tetap mengabdi sebagai pendidik. “Mereka memikirkan kepentingan bangsa, bukan kelompok atau pribadi. Ada yang mengalah, ada yang mundur, tapi semuanya demi Indonesia,” tegasnya. Contoh ini diharapkan menjadi inspirasi bagi siswa Sekolah Rakyat untuk meniru keteladanan tanpa pamrih.
Gubernur Banten Andra Soni, yang turut hadir, menilai peringatan Hari Pahlawan harus melampaui seremoni formal. “Momentum ini krusial untuk memperkuat karakter dan nasionalisme generasi muda,” katanya. Ia mendorong integrasi semangat kepahlawanan ke dalam kurikulum pendidikan dan program kebudayaan provinsi.
Pemerintah Provinsi Banten, jelas Andra, melihat kunjungan ke situs sejarah sebagai langkah strategis membangun kesadaran perjuangan. “Melalui eksplorasi langsung, anak muda dapat mengenal jasa pahlawan daerah lebih mendalam,” ujarnya. Beberapa situs prioritas yang disebut termasuk Taman Makam Pahlawan Karang Tanjung, Monumen Palagan Lengkong, dan Benteng Speelwijk.
Kegiatan ziarah ini mencerminkan pendekatan holistik: menggabungkan edukasi sejarah dengan pembentukan sikap. Bagi siswa Sekolah Rakyat, pengalaman ini bukan hanya pelajaran tentang pertempuran Lengkong pada 1946, tetapi juga refleksi atas bagaimana kesabaran dan pengorbanan individu membentuk identitas bangsa. Inisiatif serupa di luar Jawa diharapkan memperluas dampak, menciptakan jaringan nasionalisme yang lebih inklusif.
Pewarta : Vie

