RI News Portal. Jakarta, 12 November 2025 – Kunjungan kenegaraan balasan Presiden Prabowo Subianto ke Australia membuka pintu baru bagi penguatan hubungan ekonomi bilateral, dengan fokus pada investasi sektor strategis. Menteri Investasi Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa lima perusahaan asal Australia tengah merencanakan penanaman modal di Indonesia, mencakup bidang kesehatan, hilirisasi sumber daya alam, dan agrikultur.
Dalam keterangan pers usai mendampingi Presiden Prabowo, Rosan menyatakan bahwa satu perusahaan akan berinvestasi di sektor rumah sakit, sementara dua lainnya bergerak di hilirisasi. “Dua di bidang hilirisasi, mereka sudah investasi di Indonesia dan ingin melakukan ekspansi,” ujarnya. Pemerintah Indonesia, lanjut Rosan, akan memberikan fasilitasi penuh untuk merealisasikan rencana ini, termasuk bagi investor yang tertarik pada sektor agrikultur, khususnya peternakan sapi.
Salah satu proyek potensial yang disebutkan adalah investasi berskala besar melalui Danantara, yang basis operasinya berada di Australia. “Itu juga kerjasamanya kita sedang bangun juga. Dan memang ada satu investasi kita yang mungkin Danantara yang cukup besar, base-nya di sini akan kita dalami,” tambah Rosan. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendiversifikasi investasi asing, tidak hanya terfokus pada ekstraksi sumber daya, tetapi juga pengolahan lanjutan yang bernilai tambah.

Kunjungan Prabowo ini merupakan respons atas kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia sebelumnya. Selain pertemuan bilateral dengan Albanese, Presiden juga dijadwalkan bertemu Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn. Agenda utama adalah memperdalam kerja sama di bawah kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah berlaku sejak 2020.
Rosan menekankan bahwa IA-CEPA menjadi fondasi untuk meningkatkan investasi dan perdagangan. “Ini adalah kunjungan balasan dalam rangka kita memperkuat baik itu dalam kapasitasnya hubungan investasi, perdagangan. Dan hubungan bilateral komprehensif lainnya,” katanya. Meski demikian, ia mengakui masih ada ruang ekspansi signifikan, terutama untuk mengurangi defisit perdagangan Indonesia yang mencapai hampir 9 miliar dolar AS dari total nilai perdagangan bilateral sebesar 15 miliar dolar AS.
Untuk menyeimbangkan neraca, sektor jasa menjadi penyangga penting. Rosan menyoroti kontribusi pariwisata, di mana hampir 2 juta wisatawan Australia mengunjungi Indonesia setiap tahunnya, mayoritas ke Bali. “Turis dari Australia yang ke Indonesia khususnya ke Bali kurang lebih hampir mencapai dua juta orang. Itu juga hal yang sangat positif, tapi kita harapkan juga tidak hanya ke Bali, juga ke daerah-daerah lain,” ungkapnya. Upaya diversifikasi destinasi wisata ini diharapkan dapat mendistribusikan manfaat ekonomi lebih merata ke wilayah lain di Indonesia.
Baca juga : Penegakan Hukum Terhadap Mafia BBM Ilegal di Minahasa: Antara Instruksi Pimpinan dan Realitas Lapangan
Dari perspektif akademis, penguatan hubungan ini mencerminkan dinamika geoekonomi di Indo-Pasifik, di mana Indonesia memanfaatkan posisinya sebagai ekonomi terbesar di ASEAN untuk menarik investasi berkelanjutan. Hilirisasi, sebagai prioritas nasional, tidak hanya meningkatkan nilai ekspor tetapi juga transfer teknologi dan penciptaan lapangan kerja. Sementara itu, investasi di agrikultur dan kesehatan menandakan pergeseran dari model komoditas mentah ke rantai nilai terintegrasi, yang dapat memperkuat ketahanan pangan dan layanan medis pasca-pandemi.
Pemerintah Indonesia optimistis bahwa fasilitasi ini akan mendorong aliran investasi berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada mitra tradisional. Kunjungan Prabowo diharapkan menghasilkan kesepakatan konkret yang mempercepat realisasi lima investasi tersebut, membuka babak baru dalam kemitraan strategis kedua negara.
Pewarta : Albertus Parikesit


Assalamualaikum..
Selamat siang untuk keluarga besar RINews portal
Salam satu pena