RI News Portal. Jakarta, 6 November 2025 – Presiden Prabowo Subianto secara resmi menyatakan persetujuan terhadap rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengakuisisi 30 rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru, dengan alokasi dana yang ditingkatkan dari usulan awal Rp4,8 triliun menjadi Rp5 triliun. Pernyataan ini disampaikan saat peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta Pusat pada Selasa, 4 November 2025, sebagai wujud komitmen eksekutif dalam memperkuat infrastruktur transportasi massal urban yang berkelanjutan dan inklusif.
Inisiatif ini mencerminkan prioritas pemerintah dalam mengatasi tantangan mobilitas perkotaan yang semakin kompleks, di mana permintaan layanan KRL terus melonjak seiring pertumbuhan populasi dan aktivitas ekonomi di wilayah Jabodetabek. Dengan penambahan dana sebesar Rp200 miliar, program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas angkut, tetapi juga memastikan efisiensi operasional dan aksesibilitas bagi lapisan masyarakat luas. “Kalau untuk rakyat banyak, saya tidak ragu-ragu,” tegas Presiden Prabowo, yang disambut antusias oleh para peserta acara, termasuk perwakilan KAI, Kementerian Perhubungan, dan komunitas pengguna transportasi publik.
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menekankan bahwa pengadaan ini merupakan inisiatif tambahan di luar skema Penyertaan Modal Negara (PMN), yang menandakan sinergi erat antara otoritas pusat dan operator negara dalam menjaga viabilitas sistem transportasi rel. “Dukungan ini menjadi katalisator krusial bagi kami untuk mempercepat transformasi layanan, dengan penekanan pada keandalan, keselamatan, ketepatan waktu, dan kenyamanan penumpang,” ungkap Bobby dalam pernyataan tertulis pada Rabu, 5 November 2025. Ia menambahkan bahwa kajian mendalam sedang dilakukan untuk menjawab eskalasi kebutuhan mobilitas, di mana KRL telah menjadi arteri utama bagi jutaan penduduk metropolitan.

Data proyeksi internal KAI mengindikasikan tren ekspansi pengguna yang signifikan. Untuk layanan Commuter Line Jabodetabek saja, volume penumpang diprediksi naik dari 331,8 juta orang pada 2025 menjadi lebih dari 417 juta pada 2029, didorong oleh preferensi masyarakat terhadap moda rel yang ramah lingkungan dan hemat biaya. Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa tambahan 30 rangkaian ini akan secara langsung mengurangi kepadatan pada jam puncak, meningkatkan frekuensi perjalanan, dan mengeliminasi kondisi berdesakan yang sering menjadi keluhan utama. “Eskalasi ini tidak hanya terbatas pada Jabodetabek; layanan di rute Bandara Soekarno-Hatta, Bandung Raya, Yogyakarta, dan Surabaya juga menunjukkan pola serupa, dengan total pengguna nasional diproyeksikan mencapai 490 juta pada 2029 dari 381,9 juta pada tahun ini,” papar Anne.
Langkah lanjutan yang sedang dipersiapkan KAI mencakup analisis teknis mendetail, formulasi strategi pengadaan yang transparan, serta simulasi operasional untuk meminimalkan gangguan selama transisi. Pendekatan ini diharapkan mempercepat realisasi program, sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan oleh pengguna sehari-hari, termasuk pekerja komuter dan pelajar yang bergantung pada KRL sebagai pilihan transportasi primer.
Dari perspektif kebijakan publik, keputusan ini selaras dengan agenda nasional untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, yang berkontribusi pada kemacetan dan emisi karbon di kawasan urban. Dengan demikian, investasi ini tidak hanya memperkuat infrastruktur fisik, tetapi juga mendukung transisi menuju sistem transportasi yang lebih resilien dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang.
Pewarta : Yudha Purnama

