RI News Portal. Jakarta, 3 November 2025 – Di tengah gejolak keuangan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) “Whoosh” yang kini menanggung utang mendekati Rp 70 triliun, Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan tertutup dengan dua figur kunci infrastruktur: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Pertemuan terpisah di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/11), menandai babak baru upaya pemerintah menyelesaikan beban fiskal proyek strategis nasional (PSN) yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Jonan, yang pernah menjabat Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) periode 2009–2014, tiba di Istana sekitar pukul 14.00 WIB atas undangan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. “Saya diundang Pak Seskab, tidak tahu agendanya apa,” ujarnya singkat kepada wartawan di lobi Gedung Utama Istana. Ia menegaskan tidak membawa materi khusus dan tidak mengikuti perkembangan terkini KCJB sejak pensiun dari jabatan publik. “Saya sudah tidak mengikuti,” katanya, menolak berkomentar soal polemik utang.
Pemanggilan Jonan—yang dikenal sebagai arsitek transformasi KAI menjadi entitas profitabel—memunculkan spekulasi bahwa Prabowo mencari perspektif historis dan teknis di luar lingkaran kabinet saat ini. Selama masa jabatannya, Jonan berhasil menurunkan subsidi kereta api dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 800 miliar per tahun melalui efisiensi operasional dan penyesuaian tarif. Pengalaman ini relevan mengingat KCIC kini menghadapi risiko default atas pinjaman China Development Bank senilai US$ 4,3 miliar.

Sebelum Jonan, AHY menemui Prabowo sekitar pukul 11.00 WIB. “Kami ingin mendapatkan guidance dari Bapak Presiden, termasuk soal KCIC,” ujar AHY di teras Istana. Ia menyebut pemerintah tengah mengkaji opsi restrukturisasi utang, termasuk konversi sebagian kewajiban menjadi saham negara atau penjaminan APBN terbatas. “Ada sejumlah opsi yang akan kami matangkan,” tambahnya.
Data internal KCIC per September 2025 menunjukkan pendapatan operasional Whoosh baru mencapai 38% dari target tahunan, terhambat tarif tiket yang masih di atas daya beli kelas menengah dan okupansi rata-rata 62%. Biaya operasional bulanan Rp 180 miliar belum tertutupi, memaksa KCIC mengandalkan injeksi dana pemegang saham—mayoritas PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
Pengamat transportasi Universitas Indonesia, Dr. Ellen Tangkudung, menilai pemanggilan Jonan sebagai sinyal bahwa Prabowo ingin menghindari solusi instan berupa bailout penuh. “Jonan pernah menolak subsidi kereta perkotaan di era SBY. Pengalamannya bisa mendorong skema public service obligation (PSO) yang lebih ketat atau privatisasi rute tertentu,” katanya.
Baca juga : Pemerintah Kabupaten Sintang Perkuat Akuntabilitas Keuangan BLUD melalui Komitmen Bersama
Namun, sumber di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut opsi lain yang lebih radikal: pelepasan 49% saham KCIC kepada investor strategis Timur Tengah atau Eropa untuk mengurangi dominasi China. “Restrukturisasi utang saja tidak cukup; perlu equity swap agar beban bunga berkurang,” ujar sumber tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, Istana belum merilis pernyataan resmi. Namun, rangkaian pertemuan ini menegaskan bahwa penyelesaian krisis KCJB telah naik menjadi prioritas kepala negara—dengan Jonan sebagai kartu tersembunyi untuk menyeimbangkan antara kepentingan fiskal dan geopolitik.
Pewarta : Albertus Parikesit

