RI News Portal. Jakarta, 3 November 2025 – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memperluas formasi batalion kesehatan dengan integrasi modul operasi ambulans udara, guna memperkuat respons terhadap bencana nasional maupun krisis kemanusiaan internasional. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Kepala Negara pasca-penyerahan pesawat angkut militer Airbus A400M kepada TNI Angkatan Udara di Lanud Halim Perdanakusuma, Senin siang.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan pengembangan “modul operasi udara atau operasi ambulans udara” sebagai elemen kunci dalam restrukturisasi batalion kesehatan. “Saya perintahkan TNI untuk menambah batalion-batalion kesehatan,” tegasnya, seraya menjelaskan bahwa inisiatif ini melampaui fungsi domestik semata.
Batalion baru tersebut dirancang untuk mendukung evakuasi medis cepat di wilayah terpencil atau terdampak bencana, dengan kemampuan proyeksi kekuatan ke luar negeri. “Batalion tim kesehatan tidak hanya mendukung bencana di wilayah nasional,” ujar Prabowo. “Seandainya ada krisis kemanusiaan yang terjadi di manapun, kita juga bisa hadir.” Langkah ini mencerminkan komitmen Indonesia sebagai aktor global dalam diplomasi kemanusiaan, terinspirasi dari pengalaman historis seperti bantuan internasional saat tsunami Aceh 2004 dan gempa Palu 2018.

Prabowo menggarisbawahi prinsip timbal balik dalam komunitas internasional. “Saat terjadi bencana besar seperti tsunami di Aceh dan gempa di Palu, banyak negara yang membantu. Jadi, kita juga sebagai bagian dari komunitas dunia harus juga bantu negara-negara dalam kesulitan,” katanya, menyoroti transformasi Indonesia dari penerima bantuan menjadi kontributor aktif.
Penyerahan Airbus A400M menjadi momentum strategis bagi inisiatif ini. Pesawat taktis tersebut memiliki jangkauan terbang hingga 8.700 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, memungkinkan transportasi personel medis, peralatan, dan pasien dalam operasi jarak jauh. Kehadirannya memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan logistik udara terdepan di Asia Tenggara, mendukung integrasi modul ambulans udara dengan armada existing.
Pengamat militer dan kebijakan luar negeri menilai arahan ini sebagai evolusi doktrin pertahanan Indonesia menuju “pertahanan total” yang inklusif aspek kemanusiaan. Dengan demikian, TNI tidak hanya fokus pada ancaman konvensional, tetapi juga pada proyeksi soft power melalui bantuan medis darurat, yang berpotensi meningkatkan pengaruh diplomatik di kawasan Indo-Pasifik.
Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan diharapkan segera merinci roadmap pembentukan batalion tersebut, termasuk pelatihan khusus dan koordinasi dengan badan internasional seperti PBB atau ASEAN. Inisiatif ini diperkirakan akan melibatkan investasi teknologi medis onboard dan simulasi operasional lintas batas.
Pewarta : Yudha Purnama

