RI News Portal. Jakarta, 23 Oktober 2025 – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Transmigrasi (Kemenrans) mempercepat pengembangan kawasan transmigrasi terpadu di luar Pulau Jawa untuk menciptakan pusat ekonomi baru. Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, menegaskan bahwa program ini berfokus pada pengembangan industri besar, pertanian, dan energi terbarukan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Salah satu contoh keberhasilan adalah kawasan transmigrasi Melolo di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini telah berkembang menjadi pusat perkebunan tebu dan industri gula yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. “Dengan bantuan APBN hanya Rp28,5 miliar, investasi yang masuk ke Melolo mencapai Rp5,2 triliun. Bahkan, ada komitmen tambahan investasi sebesar Rp4 triliun dari perusahaan setempat,” ujar Iftitah dalam wawancara di Pro3 RRI, Kamis (23/10/2025).
Keberhasilan Melolo didukung oleh ketersediaan lahan seluas 16.500 hektare dengan nilai appraisal sekitar Rp8.500 per meter persegi, menghasilkan aset bernilai lebih dari Rp1 triliun. Menurut Iftitah, lahan dan tenaga kerja menjadi dua pilar utama yang menjadikan kawasan transmigrasi strategis untuk investasi jangka panjang. “Hulu dari industri adalah lahan. Tanpa lahan, pengembangan ekonomi skala besar tidak mungkin terwujud,” tegasnya.

Selain Melolo, pemerintah juga mengembangkan kawasan transmigrasi di Merauke, Papua Selatan, dengan fokus pada industri gula dan etanol. Kolaborasi dengan sejumlah perusahaan diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional. “Kami tengah bekerja sama untuk membangun industri yang mampu menyerap tenaga kerja lokal, seperti industri gula dan etanol,” jelas Iftitah.
Program transmigrasi terpadu juga mendorong pengembangan industri kecil dan menengah sebagai turunan dari kegiatan ekonomi utama. Di Kalimantan Selatan, misalnya, ibu-ibu transmigran telah diberdayakan melalui industri jamur yang menghasilkan pendapatan tambahan hingga Rp3 juta per bulan. Inisiatif ini menunjukkan bagaimana transmigrasi tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal secara berkelanjutan.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menilai kawasan transmigrasi sebagai laboratorium pembangunan terpadu. Dalam acara Open House Kementerian Transmigrasi di Jakarta pada Sabtu (18/10/2025), AHY menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat kemajuan wilayah. “Masih banyak peluang untuk kerja sama antara kementerian, lembaga, serta pemerintah pusat dan daerah, tidak hanya di Jawa, tetapi di seluruh Indonesia,” katanya.
Baca juga : Bareskrim Polri Sita 197 Ton Barang Bukti Narkotika dari Puluhan Ribu Kasus Sepanjang 2025
AHY juga menggarisbawahi bahwa penguatan desa merupakan kunci untuk pemerataan ekonomi dan pengendalian urbanisasi. Tanpa desa yang kuat dan mandiri, kota-kota besar akan semakin terbebani oleh arus urbanisasi dan ketimpangan ekonomi. “Desa yang kuat adalah fondasi untuk menekan disparitas dan memastikan pembangunan yang inklusif,” tambahnya.
Pengembangan transmigrasi terpadu ini diharapkan dapat menciptakan model pembangunan yang tidak hanya menggerakkan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional melalui pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, pemerintah berupaya menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pilar baru pembangunan Indonesia di luar Jawa.
Pewarta : Yudha Purnama

