RI News Portal. Jakarta, 18 Oktober 2025 – Di tengah gelombang film horor yang semakin mendominasi layar perak global, Korea Selatan kembali mengirimkan senjata beratnya: The Cursed, sebuah antologi supranatural yang diproduksi oleh Jerry Good Company dan disebarluaskan oleh BY4M Studio. Disutradarai sekaligus ditulis oleh Hong Won-ki, film berdurasi 96 menit ini bukan sekadar kisah seram biasa, melainkan cerminan gelap tentang hasrat manusia yang tak terkendali. Tayang perdana di bioskop-bioskop Indonesia sejak pekan ini, The Cursed mengajak penonton menyelami “gwisi”—pasar malam rahasia di mana hantu dijual belikan seperti barang dagangan, menarik jiwa-jiwa yang haus akan apa yang tak pernah mereka miliki.
Hong Won-ki, yang dikenal dengan pendekatan naratifnya yang tajam dan berlapis, membangun cerita melalui jendela rubah mistis yang membuka pintu ke dunia gaib. Ini bukan horor linier yang bergantung pada jump scare murahan, melainkan jalinan empat segmen mandiri yang saling berpotongan, mengeksplorasi bagaimana ambisi—entah soal penampilan, karier, atau pengakuan—bisa berubah menjadi kutukan abadi. “Film ini lahir dari pengamatan saya terhadap masyarakat modern, di mana keinginan sering kali lebih kuat daripada akal sehat,” ungkap Hong dalam wawancara eksklusif pasca-premiere di Seoul. Pendekatannya yang antologis ini mengingatkan pada karya-karya klasik seperti Tales from the Darkside, tapi dengan sentuhan Korea kontemporer yang kental, di mana elemen folklor lokal seperti pohon penjaga desa dan roh pemburu campur aduk dengan kritik sosial halus.

Pemeran utama menjadi tulang punggung kekuatan The Cursed. Yoo Jae-myung memerankan Park Dong-sik, detektif senior yang keras kepala, terjerat kasus penculikan misterius yang membawanya ke pasar gwisi. Dibantu Yoon Geon (Cha Sun-woo), polisi rookie ambisius yang berulang kali memperingatkan rekan tuanya, Dong-sik tetap maju demi menebus kegagalan masa lalu. “Saya suka peran ini karena ia mewakili sisi gelap profesi kita—ketekunan yang kadang buta,” kata Yoo, yang sebelumnya sukses dengan Parasite. Sementara itu, Moon Chae-won menghidupkan Lee Chae-won, pekerja kantoran yang terobsesi dengan kecantikan sempurna. Konfliknya bermula dari paket misterius milik tetangga yang tak sengaja dibuka, memicu transformasi mengerikan yang membuatnya mempertanyakan batas antara manusia dan monster.
Tak kalah mencekam adalah segmen ibu dan anak, di mana Seo Young-hee berperan sebagai Hee-jin, wanita nekat yang mendatangi pasar hantu demi memastikan putrinya, Su-yeon (diperankan Bae Su-min dari grup STAYC), lolos ujian masuk sekolah kedokteran. “Sepakat dengan roh demi masa depan anak—itu bukan horor, itu tragedi nyata,” tulis salah satu kritikus di jurnal film Asia Tenggara, menyoroti bagaimana segmen ini menggali tema pengorbanan orang tua di masyarakat kompetitif. Lalu, ada Eun-jin (Son Ju-yeon), mahasiswi asing yang terperangkap dalam lingkaran roh saat berusaha viral sebagai influencer horor di media sosial. Perpaduan antara ketakutan autentik dan satire digital membuat segmen ini paling relevan bagi generasi muda.
Baca juga : Serangan Udara Israel di Al-Zeitoun: Tragedi Keluarga Shaaban Ungkap Celah Gencatan Senjata Gaza
Dari segi produksi, The Cursed menonjol dengan sinematografi Kim Young-ho yang memanfaatkan cahaya redup pasar malam untuk menciptakan suasana mencekam, ditambah efek visual minimalis yang lebih mengandalkan sugesti daripada CGI berlebihan. Skor musik oleh komposer veteran Jang Young-gyu menambahkan lapisan ketegangan, dengan motif etnis yang menyatu sempurna dengan narasi. Film ini juga menampilkan debut layar lebar Solar (MAMAMOO) sebagai Mi-yeon, penulis calon bintang yang tersesat di desa terpencil, menambah dimensi emosional yang tak terduga.
Bagi pecinta horor Indonesia, The Cursed bukan hanya hiburan musiman, tapi undangan untuk merenungkan obsesi kolektif kita di era digital. Apakah pasar hantu itu nyata, atau sekadar metafor untuk transaksi gelap yang kita lakukan setiap hari? Saat layar redup dan suara desah roh bergema, jawabannya mungkin justru terletak di kegelapan hati masing-masing. Jangan lewatkan kesempatan menyaksikannya di bioskop terdekat—sebelum hasrat Anda sendiri yang dikutuk.
Pewarta : Vie

