
RI News Portal. Padang, 17 Oktober 2025 – Di bawah hembusan angin segar pantai yang membawa aroma garam laut, Masjid Al-Hakim berdiri gagah seperti permata arsitektur yang terukir dari mimpi. Terletak di tepi Pantai Padang, Sumatera Barat, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan kanvas harmoni antara keindahan alam dan karya manusia yang terinspirasi dari Taj Mahal. Dengan kubah-kubah putihnya yang menjulang dan menara-menara simetris yang mencerminkan sinar fajar, bangunan ini menawarkan pemandangan yang memukau, mengajak siapa pun—baik jamaah maupun pengunjung—untuk merenung dalam keheningan spiritual. Saat matahari terbit menyentuh permukaan ombak, sholat di sini terasa seperti doa yang terintegrasi dengan ciptaan Tuhan, sebuah pengalaman yang jarang ditemukan di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban.
Pagi ini, masjid yang mulai dibangun pada 2017 itu menjadi saksi sebuah momen yang penuh berkah: acara Sholat Subuh Berkah yang diprakarsai oleh Kapolda Sumatera Barat. Kehadiran sang kapolda, disertai Muzhendri selaku Humas Kapolda beserta para anggota polisi, menambah nuansa kebersamaan yang hangat. Tak hanya itu, acara ini turut dihadiri tokoh-tokoh masyarakat, termasuk Ir. H. Arse Pane sebagai Ketua Umum Tegak Lurus Prabowo, Basrimanto selaku Ketua Relawan Provinsi Sumatera Barat, Sami S. sebagai Ketua Relawan Pesisir Selatan, serta Frengky Maradoni, Kepala Perwakilan Sumatera Barat. Ribuan jamaah dari berbagai penjuru kota Padang dan sekitarnya pun memadati halaman masjid, membentuk barisan shaf yang panjang, seolah menyatukan suara azan dengan deru ombak.

Acara yang berlangsung khidmat sejak pukul 04.30 WIB ini bukan hanya ritual keagamaan biasa, melainkan inisiatif strategis untuk membangkitkan kesadaran kolektif tentang pentingnya sholat subuh—sebuah kewajiban yang sering terlupakan di tengah kesibukan modern. “Momen seperti ini menjadi pengingat bahwa ibadah pagi bukan beban, tapi sumber energi untuk hari yang penuh rahmat,” ujar salah seorang panitia acara, yang menekankan bagaimana pemandangan pantai yang dramatis justru memperkuat ikatan spiritual para peserta. Bagi yang hadir, fajar yang pecah di ufuk timur terasa seperti janji baru; bagi yang absen, cerita ini menjadi undangan untuk bergabung di kesempatan berikutnya.
Di balik kemegahan arsitekturnya—yang dirancang oleh Rio Widya Pratama, arsitek lulusan Universitas Islam Indonesia—Masjid Al-Hakim menyimpan narasi yang lebih dalam. Didanai oleh seorang donatur yang terpesona oleh Taj Mahal asli di India, pembangunan masjid ini dimulai setelah Pemkot Padang menyediakan lahan bekas area rekreasi dan pedagang kaki lima pada 2017. Kini, dengan kapasitas menampung ribuan jamaah, masjid ini tak hanya ikon wisata religi, tapi juga pusat komunitas yang mempromosikan nilai-nilai inklusif. Jamaah tetap seperti Agus Salim, yang telah menjadikan masjid ini sebagai rumah kedua selama bertahun-tahun, berbagi pandangan mendalam kepada para pengamat. “Agenda Sholat Subuh Berkah ini luar biasa bermanfaat bagi masyarakat Padang,” katanya dengan nada penuh keyakinan. “Di era di mana rutinitas sering membuat kita lalai, inisiatif seperti ini mengingatkan umat Islam agar tidak mengabaikan sholat subuh. Ini bukan sekadar kewajiban, tapi kunci untuk menjaga keseimbangan jiwa di tengah godaan duniawi.”
Pendapat Agus Salim mencerminkan aspirasi lebih luas: upaya untuk “menghipnotis” hati mereka yang sering menunda atau melupakan sholat pagi. Dalam konteks sosial Padang, di mana budaya Minangkabau yang kental dengan adat basandi syarak, acara ini dilihat sebagai jembatan antara tradisi dan modernitas. Para tokoh yang hadir, dari kalangan penegak hukum hingga relawan politik, menunjukkan komitmen lintas sektoral untuk memperkuat fondasi keimanan masyarakat. Kapolda Sumatera Barat sendiri, melalui acara ini, seolah menyiratkan pesan bahwa ketertiban sosial dimulai dari disiplin pribadi—sebuah tema yang resonan di tengah tantangan urbanisasi yang pesat di Sumatera Barat.
Lebih dari sekadar berita peristiwa, Sholat Subuh Berkah di Masjid Al-Hakim menjadi metafor ketahanan spiritual. Saat angin pantai membawa bisikan azan ke seluruh kota, masjid ini mengajak kita bertanya: bagaimana sebuah bangunan yang meniru keabadian Taj Mahal bisa menjadi katalisator perubahan harian? Di Padang yang dinamis, di mana pantai dan pegunungan bertemu, inisiatif seperti ini berpotensi merajut ulang pola ibadah umat, menjadikan subuh bukan lagi jam yang “mati”, tapi momen kebangkitan. Semoga getaran berkah pagi ini menyebar, menginspirasi bukan hanya warga lokal, tapi siapa pun yang haus akan kedamaian di tepi lautan.
Pewarta : Sami S
