
RI News Portal. Jakarta, 27 September 2025 – Di tengah upaya memperkuat integrasi tiga matra angkatan bersenjata, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memimpin upacara Laporan Korps Kenaikan Pangkat bagi 177 Perwira Tinggi (Pati) TNI. Acara yang berlangsung di Aula Gatot Soebroto, Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Kamis (25/9/2025), menandai momen penting dalam siklus regenerasi kepemimpinan militer Indonesia. Kenaikan pangkat ini tidak hanya sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi, tetapi juga mencerminkan adaptasi struktur TNI terhadap tantangan keamanan regional yang semakin kompleks, seperti ketegangan di Laut China Selatan dan isu pertahanan siber.
Kenaikan pangkat tersebut secara resmi ditetapkan melalui Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin/1907/IX/2025 tertanggal 22 September 2025. Dari total 177 Pati yang terlibat, komposisinya mencakup 65 perwira dari TNI Angkatan Darat (AD), 67 dari TNI Angkatan Laut (AL), dan 45 dari TNI Angkatan Udara (AU). Angka ini menunjukkan distribusi yang relatif seimbang, dengan dominasi sedikit pada matra laut, yang kemungkinan terkait dengan prioritas penguatan pertahanan maritim nasional di era pemerintahan saat ini. Upacara ditutup dengan ucapan selamat langsung dari Panglima TNI, diikuti oleh para pejabat tinggi dan tamu undangan, menegaskan nilai kolektivitas dalam institusi militer.

Salah satu sorotan utama adalah penunjukan Laksamana Muda (Laksda) Hersan sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, yang secara otomatis mengantarkannya pada kenaikan pangkat menjadi Laksamana Madya (Laksdya) atau bintang tiga. Penunjukan ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025, yang melibatkan mutasi besar-besaran terhadap 237 perwira tinggi. Hersan meninggalkan jabatan sebelumnya sebagai Panglima Koarmada III dan menggantikan Letjen Kunto Arief Wibowo, yang dimutasi menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Kunto, yang merupakan putra dari Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno—Wakil Presiden ke-6 RI—merupakan perwira angkatan darat pertama yang memimpin Pangkogabwilhan I sejak Desember 2024, menandai eksperimen integrasi matra yang kini dilanjutkan oleh Hersan dari matra laut.
Baca juga : Reformasi Tipologi KUA: Adaptasi Kementerian Agama terhadap Dinamika Pernikahan di Indonesia
Latar belakang Hersan menarik untuk dikaji lebih dalam dalam konteks dinamika karir militer di Indonesia. Lulusan Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-40 tahun 1994, ia memulai karir di KRI Oswald Siahaan-354 dan naik secara bertahap hingga menjadi Komandan KRI Slamet Riyadi-352 pada 2014. Pengalamannya tidak terbatas pada operasional laut; antara 2014-2016, Hersan menjabat sebagai Ajudan Presiden Joko Widodo, diikuti posisi Sekretaris Militer Presiden pada 2022. Pengalaman ini memberikan dimensi unik: kombinasi antara keahlian teknis militer dan pemahaman atas dinamika kebijakan sipil-militer, yang krusial untuk peran Pangkogabwilhan I yang mengawasi wilayah barat Indonesia, termasuk perbatasan dengan negara tetangga. Dalam perspektif akademis, penunjukan ini dapat dilihat sebagai upaya memperkuat prinsip joint command dalam doktrin pertahanan TNI, di mana rotasi antar-matra membantu mengurangi potensi fragmentasi institusional.
Selain Hersan, beberapa jabatan strategis lain juga mengalami kenaikan pangkat, mencerminkan fokus pada penguatan lembaga pendidikan dan pengawasan internal TNI. Di antaranya adalah Dankodiklat TNI Letjen Mohamad Naudi Nurdika, S.I.P., M.Si., M.Tr.(Han); Staf Khusus KSAD Letjen Irham Waroihan, S.Sos.; Irjenal Laksdya Achmad Wibisono, S.E., CHRMPl; serta Dankodiklatau Marsdya Dr. T.B.H. Age Wiraksono, S.I.P., M.A. Perubahan ini selaras dengan tren historis kenaikan pangkat di TNI, di mana sejak reformasi 1998, proses ini semakin transparan dan berbasis meritokrasi, meski tetap dipengaruhi oleh faktor jaringan alumni.
Pewarta : Yudha Purnama
