
RI News Portal. Jakarta, 26 September 2025 – Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, menunjukkan kekecewaan mendalam setelah tersingkir di babak 16 besar Korea Open 2025. Kekalahan straight games 18-21, 19-21 dari wakil Jepang, Kenta Nishimoto, dalam laga berdurasi 54 menit pada Kamis (25/9/2025), diwarnai insiden kontroversial yang memicu kritik keras dari Ginting terhadap Badminton World Federation (BWF).
Insiden krusial terjadi di penghujung gim kedua, ketika sebuah poin penting milik Ginting dianulir. “Bolanya jelas masuk, tapi teriakan lawan membuat line judge kaget,” ungkap Ginting, seperti dilansir laman resmi Djarum. Ia menyoroti absennya Instant Replay System (IRS) di turnamen level Super 500 seperti Korea Open, yang menurutnya dapat mencegah kesalahan pengadilan dan memastikan keputusan lebih akurat. “Saya harap BWF lebih serius memperbaiki sistem ini,” tegasnya.
Meski kecewa, Ginting bersyukur dapat tampil tanpa kendala cedera. “Saya sudah mencoba berbagai cara, adu strategi dari awal sampai akhir,” ujarnya, merefleksikan usahanya di lapangan. Kekalahan ini menjadi catatan tersendiri, mengingat babak 16 besar merupakan capaian terbaiknya dalam tiga turnamen tur Asia Timur terakhir. Sebelumnya, Ginting hanya mencapai babak 32 besar di Hong Kong Open dan Tiongkok Masters.

Ginting menegaskan urgensi penerapan IRS di turnamen level Super 500 untuk meningkatkan akurasi keputusan wasit. “Sistem ini sangat penting untuk menjaga fair play dan memberikan keadilan bagi pemain,” katanya. Kekalahan ini, meski pahit, menjadi pelajaran berharga baginya untuk terus memperbaiki performa di turnamen mendatang.
Kendati hasilnya tidak maksimal, Ginting tetap menunjukkan semangat kompetitif yang tinggi. Pertandingan melawan Nishimoto mencerminkan dedikasinya untuk memberikan permainan terbaik di setiap laga. “Saya akan belajar dari sini dan bangkit lebih kuat,” tutupnya, menegaskan tekadnya untuk kembali bersaing di level tertinggi.
Kekalahan ini menambah sorotan terhadap BWF untuk terus mengembangkan teknologi pendukung demi menjaga integritas pertandingan. Bagi Ginting, perjalanan di Korea Open 2025 menjadi pengingat bahwa di balik setiap tantangan, ada peluang untuk menjadi lebih baik.
Pewarta : Vie
