RI News Portal. Semarang, 4 September 2025 – Sejumlah hotel di Kota Semarang terpaksa membatalkan kegiatan dan reservasi kamar yang telah terjadwal sepanjang bulan September. Situasi ini dipicu oleh aksi unjuk rasa yang berlangsung beberapa waktu terakhir, yang berdampak signifikan pada sektor perhotelan dan perekonomian lokal.
Sekretaris Jenderal Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, Yanti Yulianti, mengungkapkan bahwa aksi unjuk rasa yang berujung anarkis telah menyebabkan penurunan aktivitas Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). “Laporan dari hotel bintang 4 dan 5 di Semarang menunjukkan adanya pembatalan kegiatan MICE. Meskipun pihak kepolisian telah memberikan jaminan keamanan, situasi anarkis tetap membuat pelaku usaha dan tamu ragu,” ujar Yanti saat diwawancarai pada Kamis (4/9/2025).
Yanti menyayangkan kondisi ini, terutama karena okupansi hotel di Semarang mulai menunjukkan tren pemulihan pascaimplementasi kebijakan efisiensi di awal tahun. “Pengusaha hotel jelas dirugikan. Tidak hanya itu, UMKM di sekitar juga terdampak karena terpaksa tutup saat terjadi bentrokan. Perekonomian yang mulai bangkit kini kembali terpuruk,” tambahnya.

PHRI Jawa Tengah berharap pemerintah dan kepolisian dapat memperkuat jaminan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) untuk mendukung kelangsungan kegiatan MICE di hotel-hotel Semarang. Langkah ini dianggap krusial untuk meminimalkan kerugian lebih lanjut bagi industri perhotelan.
Senada dengan Yanti, Director Sales & Marketing Metro Park View Kota Lama Semarang, Ninik Haryanti, juga melaporkan adanya pembatalan reservasi kamar akibat situasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa pembatalan terutama terjadi pada acara-acara di kawasan Kota Lama, meskipun agenda korporasi masih tetap berjalan. “Kami hanya bisa menerima kondisi ini. Kami berharap unjuk rasa dapat dilakukan dengan cara yang kondusif agar tidak merugikan perekonomian kota, termasuk sektor perhotelan,” ungkap Ninik.
Baca juga : Sidang Etik Bripka R: Menguak Misteri Tragedi Rantis Brimob di Jakarta
Dampak dari pembatalan ini dirasakan luas, tidak hanya oleh hotel tetapi juga pelaku usaha lain di Semarang. Ninik menambahkan, “Banyak agenda event dan reservasi hotel yang batal. Ini sangat merugikan, baik untuk kami maupun perekonomian Semarang secara umum.”
Situasi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga stabilitas sosial untuk mendukung pemulihan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata dan perhotelan yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Kota Semarang.
Pewarta : Sriyanto

