
RI News Portal. Tangerang, 25 Agustus 2025 – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Banten, mencatat adanya 5.000 warga yang terdeteksi menderita tuberkulosis (TBC). Temuan ini merupakan bagian dari upaya sistematis pemerintah daerah dalam monitoring dan eliminasi penyakit menular di wilayah tersebut.
Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, menyampaikan bahwa jumlah kasus TBC yang ditemukan hingga kini berasal dari program pencarian aktif kasus (active case finding) yang diterapkan Dinkes. “Hingga saat ini pihaknya telah menemukan hampir 5.000 kasus TBC di Kabupaten Tangerang,” kata Hendra di Tangerang, Senin.
Menurut Hendra, keseluruhan penderita akan menjalani pengobatan untuk mencegah penularan ke anggota keluarga dan masyarakat luas. “Dari 5.000 ini nanti akan diobati seluruhnya, supaya dia nggak menularkan ke keluarga-keluarganya,” ujarnya.

Pendekatan Dinkes Kabupaten Tangerang menekankan target penanganan 90 persen dari seluruh kasus TBC yang terdeteksi. Hal ini sejalan dengan prinsip eliminasi penyakit menular yang menuntut identifikasi dini dan pengobatan tepat sasaran. “Jadi TBC itu sebenarnya kami saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan penemuan kasus, pencarian kasus TBC. Kasus TBC itu harus dicari dulu, target kami adalah 90 persen harus ketemu kasus TBC,” jelasnya.
Hendra juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung program ini. Warga yang memiliki anggota keluarga terinfeksi TBC diimbau untuk segera melapor ke Dinkes dan mematuhi pengobatan yang diberikan. “Saya mengimbau ke masyarakat, bagi yang memang positif TBC, harus bekerja sama. Penyakit ini bisa sembuh kalau minum obat,” paparnya.
Pengobatan TBC memerlukan disiplin jangka panjang, yakni minimal enam bulan untuk memastikan kesembuhan total. Hendra menegaskan bahwa pengobatan bersama anggota keluarga yang terdeteksi akan meningkatkan efektivitas penanganan. “Sembuh enam bulan minum obat, penyakitnya sembuh sempurna, jadi harus rajin minum obat. Dan keluarganya juga kalau ada yang terdeteksi, bareng-bareng minum obatnya,” tambahnya.
Temuan 5.000 kasus TBC ini menyoroti tantangan kesehatan publik di Kabupaten Tangerang, terutama dalam hal deteksi dini dan kepatuhan pengobatan. Strategi active case finding dan keterlibatan keluarga menjadi faktor kunci untuk menekan angka penularan. Akademisi kesehatan masyarakat menekankan perlunya integrasi program Dinkes dengan kampanye edukasi masyarakat agar tingkat kesadaran dan pelaporan kasus meningkat.
Para ahli epidemiologi mengingatkan bahwa penanganan TBC bukan hanya soal pemberian obat, tetapi juga pengawasan berkelanjutan, perbaikan nutrisi, dan pengendalian lingkungan rumah tangga yang mendukung penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dengan target 90 persen kasus tertangani, Kabupaten Tangerang menjadi contoh implementasi strategi kesehatan berbasis bukti (evidence-based) dalam memerangi penyakit menular.
Pewarta : Shayrudin Bhalak
