
RI News Portal. Jakarta — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama kepada Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Inf. Teddy Indra Wijaya dalam sebuah upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8). Penganugerahan ini menjadi bagian dari tradisi tahunan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, yang diikuti oleh lebih dari seratus penerima dari berbagai kalangan: tokoh masyarakat, purnawirawan TNI, anggota Kabinet Merah Putih, hingga sastrawan dan budayawan.
Prosesi penganugerahan berjalan dengan tata cara kenegaraan yang khidmat. Presiden Prabowo mengalungkan selempang Bintang Mahaputera Utama ke bahu Teddy, lalu menyematkan patra di dada kiri sebagai simbol pengakuan negara atas jasa-jasa pengabdian. Seusai prosesi, Teddy memberikan hormat, yang kemudian dibalas Presiden dengan jabatan tangan erat, menandai relasi kedekatan sekaligus pengakuan atas loyalitas.
Kehadiran ibunda Teddy, Mayor Caj (K) Patris R. A. Rumayan, memberi makna emosional yang menegaskan bahwa penghargaan negara tidak hanya bersifat personal, tetapi juga menembus ranah keluarga sebagai fondasi pengabdian seorang prajurit dan birokrat.

Dalam pembacaan riwayat jasa, Teddy disebut sebagai figur disiplin dan loyal, yang berperan memastikan koordinasi lintas kementerian dan lembaga berjalan cepat dan efisien. Dari perspektif administrasi publik, penghargaan ini dapat dipahami sebagai bentuk pengakuan negara terhadap kerja teknokratis yang sering kali berada di balik layar, yakni fungsi koordinasi yang menjembatani kebijakan lintas sektor.
Penghargaan Bintang Mahaputera Utama tidak sekadar seremonial, tetapi sarat dengan dimensi politik. Dalam literatur ilmu politik, penganugerahan tanda jasa sering dipandang sebagai “ritual legitimasi”, yakni mekanisme simbolik untuk memperkuat kohesi antara pemimpin dan para pembantunya. Dengan memberi penghargaan kepada tokoh kunci di lingkaran pemerintahan, Presiden sekaligus menegaskan nilai loyalitas, profesionalisme, dan pengabdian sebagai modal politik dan moral bagi pemerintahan yang sedang berjalan.
Bintang Mahaputera pertama kali dianugerahkan pada tahun 1961 sebagai bentuk penghargaan negara terhadap individu yang dinilai berjasa luar biasa dalam menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan NKRI. Penganugerahan rutin pada bulan Agustus memperlihatkan adanya kontinuitas tradisi, yang tidak hanya sekadar seremoni tahunan, melainkan juga bagian dari narasi nasionalisme yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan bangsa.
Baca juga : PSBT Pasar Sipirok Juara Padang Bujur Cup 2025: Cerminan Dinamika Sepakbola Lokal
Selain Teddy, sejumlah anggota kabinet dan pejabat tinggi negara turut menerima tanda kehormatan, antara lain:
- Prasetyo Hadi (Menteri Sekretaris Negara),
- Sugiono (Menteri Luar Negeri),
- Angga Raka Prabowo (Wakil Menteri Komunikasi dan Digital),
- Meutya Hafid (Menteri Komunikasi dan Digital),
- Juri Ardiantoro (Wakil Menteri Sekretaris Negara),
- Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM), dan
- Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian).
Keterlibatan para pejabat aktif kabinet dalam barisan penerima penghargaan menegaskan bahwa tanda kehormatan ini tidak hanya diberikan atas dasar historis atau kultural, tetapi juga sebagai bagian dari peta relasi kekuasaan kontemporer.
Penganugerahan Bintang Mahaputera Utama kepada Seskab Teddy Indra Wijaya dapat dibaca dalam tiga lapis makna:
- Administratif-teknokratis: penghargaan atas kinerja koordinasi lintas sektor pemerintahan.
- Politis-simbolik: penegasan loyalitas dan legitimasi dalam lingkaran kekuasaan.
- Kultural-nasionalis: kontinuitas tradisi penghargaan sebagai bagian dari narasi kebangsaan.
Dengan demikian, penghargaan ini bukan sekadar selempang dan patra di dada, melainkan refleksi dari hubungan antara birokrasi, kekuasaan, dan simbol kenegaraan dalam menjaga kesinambungan Republik.
Pewarta : Albertus Parikesit
