
RI News Portal. Jakarta, 3 Juli 2025 — Indonesia berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, bersama keluarganya dalam serangan udara Israel yang menghantam apartemennya pada Rabu (2/7/2025). Pernyataan duka cita dan kecaman keras disampaikan Kementerian Luar Negeri RI melalui akun resmi X @Kemlu_RI, Kamis (3/7/2025), seraya menegaskan komitmen Indonesia untuk terus membela perlindungan warga sipil dan tenaga medis di wilayah konflik.
Marwan Al Sultan dikenal sebagai seorang dokter spesialis jantung yang mengabdikan hidupnya untuk pelayanan kesehatan di Jalur Gaza, wilayah yang kerap menjadi episentrum krisis kemanusiaan. Sejak tahun 2016, ia dipercaya memimpin Rumah Sakit Indonesia — salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Gaza utara, hasil solidaritas rakyat Indonesia.
Data dari organisasi hak asasi manusia menunjukkan Marwan merupakan salah satu dari 70 tenaga kesehatan yang meninggal akibat serangan militer Israel dalam 50 hari terakhir, dan termasuk di antara lebih dari 1.400 tenaga medis yang menjadi korban sejak eskalasi kekerasan meletus pada Oktober 2023. Angka ini mengindikasikan tingginya tingkat risiko terhadap petugas medis di wilayah konflik bersenjata, yang semestinya dilindungi oleh hukum humaniter internasional.

Sosok Marwan Al Sultan menjadi figur penting bukan hanya karena kapasitas medisnya, tetapi juga sebagai sumber informasi tepercaya tentang kondisi warga sipil Palestina. Ia berkali-kali menyerukan kepada komunitas internasional agar memberi perlindungan memadai bagi fasilitas kesehatan dan tenaga medis, terutama saat serangan Israel menyasar rumah sakit atau lokasi-lokasi penampungan korban luka.
Laporan para saksi menyebut, Marwan menunjukkan dedikasi luar biasa dengan tetap berada di Rumah Sakit Indonesia di tengah puncak serangan, demi merawat korban luka. Sikapnya mencerminkan prinsip etika profesi kedokteran dalam memberikan layanan tanpa diskriminasi, sekaligus menjadi simbol keteguhan moral tenaga kesehatan di wilayah konflik.
Baca juga : Diplomasi Militer sebagai Strategi Kesiapan TNI dalam Menghadapi Dinamika Geopolitik Global
Tragedi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai implementasi Konvensi Jenewa dan perlindungan tenaga medis di zona perang, yang seharusnya menjadi norma universal. Para analis menilai serangan yang menewaskan Marwan dan keluarganya dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap prinsip perlindungan kemanusiaan, jika terbukti tidak proporsional dan menyasar warga sipil.
Wafatnya dr. Marwan Al Sultan, dengan rekam jejak pengabdian yang panjang, menegaskan urgensi peran komunitas internasional untuk menegakkan akuntabilitas hukum perang, sekaligus memperkuat perlindungan bagi tenaga medis sebagai garda terakhir penyelamatan jiwa di wilayah bencana kemanusiaan seperti Gaza.
Pewarta : Setiawan S.TH
