
RI News Portal. Ambon, 29 Juni 2025 — Puncak pembangunan Gedung Gereja Anugerah Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Syaloom, Klasis Kota Ambon, akhirnya diresmikan secara resmi oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, bersama Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Pendeta Elifas Tomix Maspaitella, melalui penandatanganan prasasti pada Minggu (29/6/2025).
Peresmian ini turut dihadiri jajaran MPH Sinode GPM, Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Ketua Majelis Jemaat se-Klasis Kota Ambon, serta warga jemaat Gereja Anugerah.
Dalam sambutannya, Gubernur Lewerissa menegaskan bahwa pembangunan rumah ibadah seperti Gedung Gereja Anugerah tidak semata-mata berkaitan dengan fisik bangunan, melainkan menjadi simbol kekuatan iman, solidaritas umat, dan komitmen kolektif dalam menopang karya pelayanan Tuhan di tengah masyarakat.
“Pembangunan gereja ini harus menjadi titik tolak untuk semakin giat beribadah, semakin tekun melayani, dan semakin peduli terhadap sesama,” ujar Lewerissa di hadapan jemaat.

Ia juga menekankan agar gedung Gereja Anugerah berfungsi tidak hanya sebagai tempat peribadatan, melainkan menjadi pusat pembinaan karakter, pendidikan, serta penguatan nilai-nilai akhlak dan adab yang baik. Hal tersebut, menurutnya, selaras dengan visi Pemerintah Provinsi Maluku 2025–2030 yakni “Transformasi Menuju Maluku yang Maju, Adil, dan Sejahtera Menyongsong Indonesia Emas 2025”, serta misi Sapta Cita Lawamena yang mendorong pembangunan berbasis kolaborasi lintas iman.
“Mari terus menjaga nilai-nilai kasih, kerja sama lintas iman, serta terlibat dalam pembangunan Maluku,” imbuhnya.
Dari perspektif pembangunan sosial-keagamaan, peresmian ini merefleksikan hubungan harmonis antara pemerintah daerah, organisasi keagamaan, dan masyarakat dalam mewujudkan sarana spiritual yang layak. Proses pembangunan Gereja Anugerah sendiri, sebagaimana disampaikan Ketua Pembangunan Gedung, Devi Fredy Muskita, memakan waktu hingga enam tahun empat bulan tujuh hari, dengan total anggaran sekitar Rp 6 miliar.
Bangunan gereja ini dirancang dengan tiga lantai: lantai pertama berfungsi sebagai sekretariat AMGPM (Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku), lantai kedua untuk fasilitas pastori 3, dan lantai ketiga sebagai ruang utama Gereja Anugerah.
Baca juga : Kekerasan Terhadap Aparat di Intan Jaya, Keamanan Papua Tengah Pasca Penyerangan Anggota Polri
“Dengan diresmikannya gereja ini maka harapan umat untuk memiliki tempat ibadah yang baik dan layak dapat terwujud, tentunya berkat dukungan dari pemerintah provinsi, pemerintah kota, para donatur, hingga seluruh warga jemaat,” papar Muskita.
Menurutnya, perjalanan panjang pembangunan gereja ini adalah cermin nyata dari solidaritas dan spiritualitas yang terus hidup di tengah masyarakat Kristen Protestan di Maluku. Sinergi yang ditunjukkan berbagai pihak menjadi bukti bahwa pembangunan rumah ibadah bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga sarana strategis memperkuat kohesi sosial, toleransi beragama, dan semangat gotong royong.
Dengan peresmian Gedung Gereja Anugerah ini, Jemaat GPM Syaloom diharapkan semakin aktif dalam berkontribusi positif terhadap pembangunan spiritual dan sosial masyarakat Kota Ambon, serta mampu memupuk hubungan lintas agama yang rukun dan damai di wilayah Maluku.
Pewarta : Setiawan S.TH
