
RI News Portal. Jenewa 21 Juni 2025 – Di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel yang dipicu oleh krisis program nuklir Teheran, pertemuan diplomatik antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan perwakilan negara-negara Eropa pada Jumat (20/6) di Jenewa menghadirkan secercah harapan untuk pembicaraan lanjutan, meskipun belum menghasilkan solusi konkret.
Pertemuan ini dihadiri oleh menteri luar negeri dari Inggris, Prancis, Jerman, serta Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa. Ini menjadi dialog tatap muka pertama antara pihak Barat dan Iran sejak konflik terbuka meletus pekan lalu.
Dalam pernyataan bersama usai pertemuan yang berlangsung selama tiga setengah jam, para diplomat Eropa menyampaikan bahwa diskusi berfokus pada upaya mencari solusi negosiasi atas program nuklir Iran. Mereka kembali menyuarakan keprihatinan atas perkembangan program tersebut yang dinilai “tidak memiliki tujuan sipil yang kredibel.”

Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menyatakan bahwa pertemuan berjalan serius dan pihak Iran menunjukkan kesediaan untuk melanjutkan dialog. “Kami keluar dengan kesan bahwa Iran terbuka untuk pembahasan lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dan menyerukan dilanjutkannya dialog dengan Amerika Serikat. Lammy juga menyampaikan bahwa pengayaan uranium oleh Iran harus dihentikan sepenuhnya sebagai titik awal negosiasi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron turut menyuarakan urgensi kembalinya negosiasi yang mencakup penghapusan total pengayaan uranium, sejalan dengan posisi AS yang semakin keras terhadap aktivitas nuklir Iran.
Ketegangan semakin meningkat setelah Israel meluncurkan kampanye serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran, termasuk Fordo yang berada di bawah tanah dan dianggap hanya bisa dihancurkan oleh bom penghancur bunker milik AS. Presiden AS Donald Trump saat ini tengah mempertimbangkan kemungkinan keterlibatan militer langsung dan menyebut akan mengambil keputusan dalam dua minggu ke depan.
Baca juga : Israel-Iran Saling Serang, AS dan Eropa Coba Redam Eskalasi Konflik
Sementara itu, Iran menolak tuntutan untuk menghentikan seluruh pengayaan uranium dan mengecam serangan Israel sebagai “kejahatan perang.” Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak akan bernegosiasi dengan Amerika Serikat, yang disebutnya sebagai “mitra dalam kejahatan.” Namun, ia tetap membuka ruang dialog terbatas dengan Eropa, terbatas pada isu nuklir dan regional.
Uni Eropa menyatakan bahwa mereka akan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka, tidak hanya terkait nuklir, tetapi juga isu-isu strategis lain yang lebih luas. Negara-negara Eropa juga meminta Iran untuk mempertimbangkan negosiasi dengan semua pihak, termasuk Amerika Serikat, tanpa menunggu penghentian serangan.

Dalam pernyataannya di Dewan HAM PBB, Araghchi menegaskan bahwa Iran berhak mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasionalnya dengan segala kekuatan. Ia juga mengingatkan bahwa eskalasi militer tidak akan menyelesaikan persoalan nuklir Iran, melainkan hanya menundanya.
Meski demikian, prospek diplomasi belum sepenuhnya tertutup. Lammy menyebut adanya “jendela waktu dua minggu” untuk solusi damai. Namun, waktu yang terus berjalan dan situasi lapangan yang memanas membuat jalan menuju kesepakatan semakin sempit.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita
Selamat pagi pagiii…semua
Salam satu pena
Tangerang Selatan…….menyapa