
RI News Portal. Moskow, 15 Juni 2025 — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan keprihatinan mendalam atas rencana pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump yang berencana memangkas bantuan militer kepada Ukraina. Dalam wawancara eksklusif bersama Newsmax, Zelenskyy mengungkapkan bahwa ia tidak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya mengenai keputusan tersebut, yang diumumkan oleh Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, pada Selasa (10/6).
Menurut Hegseth, pemotongan anggaran akan diberlakukan terhadap Ukraine Security Assistance Initiative (USAI) dalam rancangan anggaran tahun fiskal 2026. Langkah ini menandai pergeseran signifikan dalam sikap Washington terhadap dukungan militer untuk Kyiv, yang selama ini menjadi elemen vital dalam pertahanan Ukraina terhadap agresi militer Rusia.
“Saya tidak diberi tahu sebelumnya tentang keputusan untuk memangkas bantuan. Saya masih sangat berharap bahwa sinyal-sinyal ini hanyalah sinyal,” ungkap Zelenskyy.

Zelenskyy menekankan bahwa dirinya ingin melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Trump untuk membahas implikasi keputusan ini dan mendesaknya agar tidak melegitimasi pernyataan menterinya melalui kebijakan nyata. Ia juga menggarisbawahi bahwa bahkan retorika tentang pengurangan bantuan memiliki dampak psikologis yang signifikan.
“Kata-kata itu lebih menyakitkan daripada peluru karena meruntuhkan moral para pejuang kami di garis depan,” ujar Zelenskyy.
Dalam pernyataannya, Presiden Ukraina juga menegaskan bahwa negaranya tetap bersedia membeli senjata dari Amerika Serikat jika bantuan tidak memungkinkan, sebagai bagian dari komitmen strategis untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan stabilitas regional.
Rencana pemangkasan bantuan militer AS ke Ukraina mencerminkan dinamika internal politik luar negeri Amerika Serikat yang mengalami pergeseran sejak Trump kembali menjabat. Secara historis, USAI telah menjadi fondasi dukungan AS terhadap Ukraina sejak konflik dengan Rusia meletus pada 2014 dan meningkat pada 2022.
Baca juga : Kenaikan HPE Konsentrat Tembaga: Refleksi Dinamika Pasar Global dan Kebijakan Ekspor Nasional
Langkah ini tidak hanya berdampak terhadap kemampuan pertahanan Ukraina, tetapi juga mengirimkan sinyal politik yang dapat dimanfaatkan oleh Moskow. Pemerintah Rusia, melalui Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, sebelumnya telah memperingatkan bahwa pengiriman senjata Barat menjadikan negara-negara NATO sebagai pihak yang terlibat langsung dalam konflik. Lavrov menegaskan bahwa setiap kargo militer untuk Ukraina merupakan target sah militer Rusia.
Di sisi lain, retorika pemangkasan bantuan militer oleh Washington dapat melemahkan kredibilitas komitmen keamanan kolektif Barat di mata mitra strategisnya di Eropa Timur. Hal ini juga dapat memperbesar potensi fragmentasi dalam NATO, terutama jika negara-negara anggota mulai mengadopsi pendekatan bilateral terhadap isu keamanan tanpa koordinasi multilateral.
Zelenskyy mengangkat dimensi etis dari kebijakan tersebut: yaitu dampak moral terhadap warga Ukraina dan prajurit yang berjuang di garis depan. Dalam konteks perang yang bersifat asimetris dan proksi, moralitas publik dan kepercayaan pada dukungan internasional menjadi kekuatan non-material yang tak kalah penting dari senjata.

Ucapan Zelenskyy bahwa “kata-kata lebih menyakitkan dari peluru” mencerminkan realitas psikologis dalam perang modern, di mana simbol dan narasi publik memainkan peran signifikan dalam kelangsungan perlawanan.
Keputusan untuk memangkas bantuan militer ke Ukraina tidak semata-mata berdampak teknis, tetapi juga strategis dan moral. Dalam konteks global yang semakin multipolar dan penuh ketidakpastian, kesinambungan dukungan terhadap negara-negara yang mempertahankan kedaulatannya—seperti Ukraina—merupakan penegasan nilai dan prinsip dasar tatanan internasional pasca-Perang Dunia II.
Demi stabilitas kawasan dan kredibilitas kebijakan luar negeri AS, perlu ada peninjauan ulang terhadap rencana pemotongan USAI, setidaknya melalui konsultasi dengan mitra strategis dan kongres. Bagi Ukraina, menjaga jalur diplomasi dengan Washington serta memperkuat diversifikasi sumber bantuan pertahanan adalah langkah penting ke depan.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita