Panen Raya Jagung di Lampung Timur: Sinergi Daerah dan Nasional dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan

RI News Portal. Lampung Timur 06 Juni 2025 – Ketahanan pangan merupakan bagian integral dari strategi pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dalam konteks tersebut, panen raya jagung di Lampung Timur bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi mencerminkan langkah konkret pemerintah daerah dalam mendukung agenda nasional swasembada pangan. Keterlibatan Forkopimda Lampung Timur, termasuk Bupati, Kapolres, dan Dandim, serta interaksi langsung dengan Presiden RI melalui konferensi video, memperlihatkan dimensi strategis dari kegiatan ini.

Kegiatan panen raya tersebut didahului oleh sesi konferensi video antara Forkopimda Lampung Timur dan Presiden Prabowo Subianto. Dalam sambutannya, Presiden menegaskan bahwa swasembada pangan adalah fondasi utama dalam menciptakan kesejahteraan rakyat. Ia mendorong semua elemen negara, termasuk TNI dan Polri, untuk bersinergi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan top-down pemerintah pusat kini semakin diperkuat oleh partisipasi aktif pemerintah daerah dalam implementasi kebijakan pangan. Lampung Timur, dengan potensi lahan jagung seluas 142.528 hektare dan tingkat penanaman mencapai 83.025 hektare hingga Mei 2025, menjadi contoh konkret daerah yang responsif terhadap kebijakan pusat.

Bupati Ela Siti Nuryamah menekankan pentingnya hilirisasi produk jagung sebagai bagian dari strategi peningkatan kesejahteraan petani. Inisiatif untuk mendorong pengolahan jagung menjadi makanan olahan—seperti nasi jagung dan cemilan berbasis jagung—menunjukkan upaya untuk menciptakan nilai tambah dan memperluas peluang ekonomi masyarakat desa.

Selain itu, jagung juga dialokasikan sebagai bahan baku pakan ternak, yang membuka kolaborasi antara petani dan pelaku industri rumahan. Pendekatan ini berpotensi meningkatkan daya serap hasil panen serta memperkuat ketahanan pangan tidak hanya di sektor konsumsi langsung, tetapi juga di sektor peternakan.

Kapolres Lampung Timur AKBP Heti Patmawati menegaskan bahwa institusinya tidak hanya berfungsi sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai penggerak program ketahanan pangan. Pengelolaan lahan jagung seluas 169 hektare oleh Polres di Kecamatan Way Bungur dan Jabung menjadi bukti nyata partisipasi institusional dalam mendukung instruksi Presiden.

Baca juga : Pengamanan Idul Adha 1446 H di Wonogiri: Sinergi Lintas Sektor untuk Ketertiban Sosial dan Keagamaan

Program ini tidak hanya berhasil melakukan dua kali panen, tetapi juga menciptakan model partisipasi institusi keamanan dalam pembangunan sektor pertanian, yang selama ini dianggap berada di luar domain utama mereka. Transformasi peran ini memiliki potensi mempercepat keberhasilan program-program pangan di daerah lain

Meskipun panen raya ini menjadi momentum positif, tantangan tetap ada, seperti kebutuhan peningkatan produktivitas dari 4 ton menjadi 8–9 ton per hektare, sebagaimana ditargetkan Presiden. Hal ini membutuhkan inovasi teknologi, pendampingan intensif bagi petani, serta investasi pada infrastruktur dan riset pertanian.

Selain itu, menjaga stabilitas harga pangan agar tetap terjangkau oleh masyarakat tanpa merugikan petani juga menjadi agenda penting. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan mampu menjaga keseimbangan ini melalui regulasi, insentif produksi, dan penguatan sistem distribusi pangan.

Panen raya jagung di Lampung Timur mencerminkan bentuk sinergi vertikal dan horizontal dalam penguatan ketahanan pangan nasional. Peran aktif pemerintah daerah, Forkopimda, dan arahan langsung dari Presiden RI menunjukkan bahwa pembangunan sektor pertanian kini tidak lagi bersifat sektoral, tetapi menjadi urusan kolektif lintas institusi. Lampung Timur dapat dijadikan model replikatif dalam strategi nasional menuju swasembada pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Pewarta : Lii