
RI News Portal. Jakarta, 20 Mei 2025 — Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Gubernur Lemhannas RI, Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si., menyampaikan orasi kebangsaan yang menyoroti urgensi pembangunan ketahanan strategis berbasis enam pilar utama. Orasi yang berlangsung di Ruang Dwiwarna Purwa, Lemhannas RI, ini menekankan pentingnya paradigma pembangunan yang resilien dan inklusif di tengah dinamika global dan tantangan multidimensional bangsa.
Dr. Ace menyatakan bahwa enam pilar ketahanan strategis tersebut meliputi: dimensi ideologi, sosial budaya, ekonomi, ekologi dan iklim, teknologi digital, serta kepemerintahan. Setiap dimensi dirancang untuk merespons tantangan non-tradisional serta mendukung ketahanan nasional jangka panjang.
Gubernur Lemhannas RI menegaskan bahwa ketahanan ideologi harus berakar pada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa. Pilar ini dinilai menjadi fondasi utama dari seluruh bangunan ketahanan nasional. Dalam konteks ini, internalisasi nilai-nilai ideologis menjadi strategi kunci dalam menghadapi ancaman non-militer seperti radikalisme, intoleransi, dan polarisasi sosial-politik. Ia menggarisbawahi pentingnya membangun kesadaran kolektif dan literasi ideologi secara berkelanjutan.

Pada dimensi sosial, Ace menekankan pentingnya penguatan kohesi sosial melalui semangat kebersamaan dan praktik gotong royong. Masyarakat yang literatif, kritis, dan inklusif dinilai mampu meredam konflik horizontal dan tekanan eksternal. Sementara itu, pada sisi budaya, ketahanan dibangun melalui literasi budaya, pelestarian kearifan lokal, serta penguatan identitas nasional yang terancam oleh arus globalisasi dan digitalisasi lintas batas. Peran pendidikan dan media publik turut disorot sebagai elemen strategis dalam pembangunan karakter kebangsaan.
Ace menyoroti perlunya pembangunan sistem ekonomi yang inklusif dan tangguh melalui akses merata terhadap sumber daya dan peluang. Keberadaan UMKM yang kuat, ekonomi digital yang merata, serta sistem perlindungan sosial yang adaptif menjadi unsur penting dalam membangun daya tahan ekonomi nasional. Ia juga menegaskan bahwa hilirisasi dan industrialisasi adalah strategi krusial untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi guncangan ekonomi global.
Pilar ekologi dan iklim berfokus pada ketahanan terhadap risiko perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Upaya seperti transisi energi bersih, mitigasi bencana, dan perlindungan ekosistem menjadi agenda utama. Pilar ini menuntut integrasi antara kebijakan pembangunan dan keberlanjutan lingkungan untuk menjamin kesejahteraan antar generasi.
Dalam menghadapi era digital, Ace menyampaikan pentingnya membangun ketahanan teknologi nasional. Hal ini mencakup penguatan keamanan siber, pengembangan kecerdasan buatan (AI), serta ekosistem digital berbasis riset dan kolaborasi lintas sektor. Ketahanan digital disebut sebagai instrumen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan memperkecil risiko strategis dari ketergantungan teknologi asing.
Terakhir, Ace menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang responsif, akuntabel, dan adaptif terhadap krisis. Dimensi ini mencakup reformasi birokrasi, penguatan sistem kepartaian politik, serta kepemimpinan yang visioner dan berintegritas. Menurutnya, dimensi kepemerintahan tidak semata teknokratis, tetapi juga bagian dari upaya membangun peradaban politik yang sehat dan demokratis secara substantif.
Gubernur Ace menyimpulkan bahwa keenam pilar tersebut harus diintegrasikan dalam kerangka resilience-based development—suatu pendekatan pembangunan yang tidak hanya fokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga berorientasi pada penguatan daya tahan jangka panjang bangsa. Pilar-pilar tersebut juga mendukung implementasi doktrin Asta Gatra, yakni delapan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang holistik.
Orasi Kebangsaan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan mantan pejabat Lemhannas RI, termasuk Prof. Dr. Ermaya Suradinata, Prof. Dr. Budi Susilo Soepandji, Andi Widjajanto, Marsdya TNI (Purn) Wieko Syofyan, dan pejabat tinggi lainnya dari instansi sipil maupun militer.
Pewarta : Nandang Bramantyo

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal