
RI News Portal. Jatisrono, 4 September 2025 – Bumi Perkemahan Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, menjadi saksi kemeriahan Jambore tingkat kecamatan yang berlangsung selama tiga hari. Ribuan warga, orang tua, dan peserta memadati lokasi, menciptakan suasana hiruk-pikuk yang penuh keakraban. Kegiatan ini menjadi ajang bagi anak-anak usia sekolah dasar untuk berlatih hidup mandiri, sekaligus mempererat nilai-nilai kebersamaan dan budaya lokal.
Puncak acara berlangsung pada malam penutupan, Rabu, 3 September 2025, dengan upacara api unggun yang unik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Seluruh lampu penerangan sengaja dipadamkan, menciptakan suasana sakral yang diwarnai dengan protokoler berbahasa Jawa. Alunan lagu mars Pramuka dan pembacaan puisi dengan nada mendayu-dayu menghadirkan kedamaian yang menyentuh hati. Suasana berubah semarak saat letusan petasan mengiringi kobaran api unggun, diikuti dengan dinyalakannya kembali lampu-lampu. Peserta jambore pun larut dalam kegembiraan, bernyanyi, dan berjoget rapi di lapangan sepak bola Desa Jatisari.

Acara penutupan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pelaksana Tugas Camat Jatisrono Danang Sugiyatmoko, S.ST., MM., Kapolsek Jatisrono AKP Yatno, SH., mantan Camat Jatisrono Y. Trisnadi Tulus, Kepala Desa Jatisari Teguh Subroto, serta para guru se-Kecamatan Jatisrono. Kehadiran mereka menambah semarak dan makna kegiatan ini sebagai wujud dukungan terhadap pendidikan karakter generasi muda.
Kalis, S.Pd., selaku Ketua Kwartir Ranting (KWARAN) Kecamatan Jatisrono, menjelaskan bahwa penggunaan bahasa Jawa dalam protokoler upacara bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kejawen di kalangan anak-anak. “Kami ingin anak-anak usia sekolah dasar tetap memahami dan menjadikan bahasa Jawa sebagai bagian dari identitas sehari-hari, agar tidak terkikis oleh pengaruh bahasa lain,” ujarnya.
Baca juga : Polres Madina Gelar Bakti Sosial Sambut Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-70
Selain menjadi wadah pembinaan Pramuka, Jambore ini juga membawa dampak positif bagi perekonomian lokal. Pelaku UMKM di Desa Jatisari meraup keuntungan besar selama tiga hari acara. Meski harus menyewa lapak seharga Rp60.000 per hari, para pedagang mengaku puas karena omzet mereka meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa. “Berjualan di sini jauh lebih ramai dibandingkan di pinggir jalan atau di rumah,” ungkap salah seorang pedagang.
Karang Taruna Desa Jatisari turut berperan aktif dengan mengelola penyewaan lapak, fasilitas MCK, dan area parkir. Kontribusi mereka tidak hanya mendukung kelancaran acara, tetapi juga memperkuat kebersamaan dan semangat gotong royong di kalangan pemuda desa.
Jambore Jatisari 2025 ini bukan sekadar kegiatan Pramuka, tetapi juga perwujudan harmoni antara pendidikan, budaya, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan nuansa kejawen yang kental dan semangat kebersamaan yang terpancar, acara ini meninggalkan kenangan mendalam bagi seluruh peserta dan warga yang hadir.
Pewarta : Nandar Suyadi
