
RI News Portal. Wonogiri, 13 Oktober 2025 – Sebuah truk bermuatan sekitar 9 ton kunyit basah terguling di jalur ekstrem Alas Tunggangan, tepatnya di Jalan Raya Jatiroto–Tirtomoyo, Dusun Dawe Kidul, Desa Ngelo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, pada Senin pagi (13/10/2025) sekitar pukul 06.30 WIB. Insiden ini menyebabkan kemacetan sementara di jalur tersebut, yang dikenal memiliki tanjakan curam dan medan menantang.
Kapolsek Jatiroto, IPTU Pudiyono, menjelaskan bahwa truk dengan pelat nomor AE 8354 US, yang dikemudikan oleh Agung Wasito (34), warga Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kehilangan tenaga saat menanjak. “Kendaraan tidak mampu menaklukkan tanjakan curam, sehingga mundur dan akhirnya terguling di tengah jalan,” ujarnya. Truk tersebut memulai perjalanan dari Bondowoso, Jawa Timur, menuju Wonogiri dengan mengandalkan rute dari aplikasi Google Maps, yang ternyata tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi medan ekstrem di Alas Tunggangan.
Pengemudi truk, Agung Wasito, mengalami luka ringan pada paha kanan. Ia segera dievakuasi ke Klinik Primasari Jatiroto untuk perawatan awal dan kemudian dijemput keluarganya dari Ponorogo untuk perawatan lanjutan. “Kondisi korban stabil, hanya luka ringan,” tambah Pudiyono.

Kecelakaan ini menyebabkan muatan kunyit berserakan di jalan, memperparah gangguan lalu lintas. Petugas dari Polsek Jatiroto, anggota Koramil 16 Jatiroto, dan warga setempat bekerja sama melakukan pengaturan lalu lintas dengan sistem buka-tutup untuk menjaga kelancaran arus kendaraan. Proses evakuasi truk dan pembersihan muatan dilakukan secepat mungkin, hingga situasi kembali normal beberapa jam kemudian.
Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, menyoroti pentingnya kewaspadaan bagi pengendara, terutama yang mengoperasikan kendaraan besar di jalur perbukitan seperti Alas Tunggangan. Ia mengingatkan agar pengemudi tidak hanya mengandalkan aplikasi navigasi digital tanpa memahami karakteristik medan. “Jalur di Wonogiri, khususnya di kawasan Tunggangan, memiliki tanjakan curam dan tikungan tajam yang membutuhkan pengalaman dan kesiapan kendaraan,” katanya.
Anom juga menekankan pentingnya pemeriksaan kondisi kendaraan sebelum melintasi jalur ekstrem. “Pastikan sistem pengereman dan daya mesin dalam kondisi prima. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa pengemudi yang belum familiar dengan medan sebaiknya mencari informasi tambahan atau memilih rute alternatif yang lebih aman.
Baca juga : KPK Periksa Anggota DPRD Mojokerto Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
Insiden ini kembali memicu diskusi tentang risiko ketergantungan pada aplikasi navigasi seperti Google Maps di wilayah dengan topografi ekstrem. Pakar transportasi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Ir. Bambang Sugiono, menyebutkan bahwa aplikasi navigasi sering kali memprioritaskan jarak terpendek tanpa mempertimbangkan kondisi jalan yang sebenarnya. “Pengemudi, terutama yang membawa muatan berat, harus memverifikasi rute dengan informasi lokal atau peta topografi untuk menghindari risiko seperti ini,” ungkapnya.
Kecelakaan ini menjadi pengingat bahwa kombinasi antara teknologi, kesiapan kendaraan, dan pengalaman pengemudi sangat penting dalam menjaga keselamatan di jalan. Pihak kepolisian berharap kejadian serupa tidak terulang dan mengajak seluruh pengguna jalan untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di jalur-jalur menantang seperti Alas Tunggangan.
Pewarta : Nandar Suyadi
