
RI News Portal. Milano 07 Juni 2025 — Inter Milan resmi menunjuk mantan bek legendaris mereka, Cristian Chivu, sebagai pelatih kepala baru menggantikan Simone Inzaghi, yang memutuskan hengkang ke klub Arab Saudi, Al-Hilal. Kabar ini dikonfirmasi oleh pakar transfer Eropa, Fabrizio Romano, pada Jumat (6/6/2025), yang menyebut bahwa Chivu telah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun, hingga Juni 2027.
Dalam keterangannya di platform X, Romano menulis:
“Cristian Chivu menandatangani kontrak sebagai pelatih baru Inter hingga Juni 2027, here we go! Kesepakatan dicapai untuk Chivu yang menandatangani kontrak dua tahun dan meninggalkan Parma untuk kembali ke Inter.”
Romano juga menyebut bahwa sebelumnya Inter sempat melakukan pendekatan serius terhadap pelatih Como, Cesc Fabregas, namun negosiasi gagal karena Como tidak bersedia melepas mantan bintang Spanyol tersebut.
Penunjukan Chivu bukanlah sekadar pilihan pragmatis semata, melainkan juga representasi kuat dari strategi berbasis identitas klub. Chivu adalah sosok yang tidak asing bagi publik Giuseppe Meazza. Ia membela Inter Milan sejak tahun 2007 hingga 2014, menjadi bagian dari skuat bersejarah yang meraih treble winner pada 2010 di bawah arahan José Mourinho.

Setelah pensiun, Chivu melanjutkan keterikatannya dengan klub dengan menjadi pelatih di level akademi Inter dari 2018 hingga 2024. Perjalanan profesionalnya berlanjut di Serie B bersama Parma pada musim 2024/2025, sebelum akhirnya ditarik kembali ke klub lamanya.
Kegagalan Inter mendatangkan Fabregas juga mencerminkan kompleksitas pasar pelatih Eropa saat ini, di mana pelatih muda dan karismatik menjadi komoditas strategis yang dijaga ketat. Como, yang sedang menikmati momentum progresif bersama Fabregas, enggan melepas sang pelatih ke klub rival, walaupun dengan daya tarik finansial dan sejarah besar seperti Inter.
Fenomena ini mencerminkan bahwa klub-klub menengah mulai menyadari pentingnya kontinuitas dan stabilitas dalam proyek jangka panjang, tidak hanya bergantung pada daya tarik uang dan reputasi.
Simone Inzaghi meninggalkan Inter dengan catatan prestasi yang signifikan: satu gelar Serie A, dua Coppa Italia, dan pencapaian hingga final Liga Champions 2023. Keputusan Inzaghi untuk hengkang ke Al-Hilal mencerminkan pergeseran geopolitik dalam dunia sepakbola global, di mana Liga Arab menjadi destinasi baru bagi pelatih dan pemain papan atas Eropa.
Baca juga :
Bagi Chivu, tantangan yang dihadapi bukan sekadar teknis, tetapi juga naratif dan simbolik. Ia harus membuktikan bahwa seorang “anak kandung klub” mampu melanjutkan bahkan melampaui warisan pendahulunya. Dengan latar belakang kedekatannya dengan akademi, Chivu diprediksi akan mengintegrasikan lebih banyak pemain muda dalam proyek barunya.
Penunjukan Chivu bisa dibaca sebagai strategi Inter dalam merebut kembali narasi identitas klub, sebuah respons terhadap era sepakbola global yang makin pragmatis. Di tengah dinamika pasar pelatih dan migrasi sumber daya manusia ke liga-liga di luar Eropa, kembalinya Chivu ke Inter menandai pilihan yang bersandar pada loyalitas, kesinambungan sejarah, dan investasi jangka panjang terhadap nilai-nilai klub.
Inter Milan kini memasuki fase baru, di mana kepemimpinan bukan hanya soal taktik dan hasil pertandingan, tetapi juga soal bagaimana sebuah klub besar mempertahankan akar historisnya dalam lanskap sepakbola yang terus berubah.
Pewarta : Vie

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal