RI News Portal. Jakarta, 28 Oktober 2025 – Menandai satu tahun kepemimpinannya sebagai Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menegaskan komitmen untuk menghadirkan perubahan nyata dalam sektor ketenagakerjaan nasional. Dalam acara refleksi bertajuk “Satu Tahun Asta Cita Bidang Ketenagakerjaan” di Jakarta, Selasa (28/10/2025), ia memaparkan capaian strategis sekaligus visi ke depan yang berfokus pada transformasi inklusif, adaptif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Yassierli menekankan bahwa setiap kebijakan dan program Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dirancang untuk memberikan manfaat konkret bagi pencari kerja, pekerja, dan dunia usaha. “Ini adalah amanat langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Kami memastikan kebijakan yang dijalankan bukan hanya formalitas, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.
Sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Kemnaker mencatat sejumlah capaian penting. Peningkatan kualitas pelatihan vokasi menjadi salah satu fokus utama, dengan program yang dirancang untuk menyesuaikan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Selain itu, perluasan kesempatan kerja dan penguatan perlindungan bagi tenaga kerja, baik di dalam maupun luar negeri, juga menjadi prioritas. Langkah ini mencerminkan upaya Kemnaker untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang lebih tangguh dan berdaya saing.

Salah satu inisiatif unggulan adalah Program Magang Nasional Batch 2, yang akan berlangsung pada 24 November 2025 hingga 23 Mei 2026. Program ini menargetkan 80.000 peserta dan bertujuan memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri. “Magang ini bukan sekadar penempatan sementara, tetapi jembatan nyata untuk menyelaraskan kompetensi tenaga kerja dengan tuntutan pasar,” kata Yassierli. Program ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja muda Indonesia di tengah persaingan global.
Selain itu, Kemnaker mempercepat transformasi digital dalam layanan publik ketenagakerjaan. Penguatan Pusat Pasar Kerja, pengembangan Layanan Satu Data Ketenagakerjaan, dan perluasan akses terhadap pelatihan serta sertifikasi berbasis kompetensi menjadi langkah strategis untuk mendukung efisiensi dan transparansi. Transformasi ini memungkinkan akses yang lebih luas dan cepat bagi masyarakat terhadap informasi serta peluang ketenagakerjaan.
Kolaborasi tripartit antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja menjadi pilar utama dalam keberhasilan kebijakan Kemnaker. Yassierli menegaskan, “Sinergi antar pemangku kepentingan adalah kunci untuk membangun sistem ketenagakerjaan yang kokoh dan berkelanjutan.” Pendekatan ini memastikan bahwa setiap kebijakan tidak hanya berpihak pada satu kelompok, tetapi mencakup kepentingan semua pihak.
Ke depan, Kemnaker menetapkan fokus pada transformasi produktivitas nasional untuk tahun 2026. Upaya ini akan diwujudkan melalui pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi tenaga kerja, serta penguatan peran Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) di berbagai daerah. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga : Urgensi Penambahan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Indonesia: Langkah Strategis Pemerintah
Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menambahkan bahwa refleksi satu tahun ini juga menjadi wujud transparansi pemerintah dalam berkomunikasi dengan publik. “Kami berkomitmen menyampaikan informasi yang valid, jelas, dan kontekstual, sehingga masyarakat dapat memahami capaian dan arah kebijakan ketenagakerjaan,” ujarnya.
Dengan capaian ini, kepemimpinan Yassierli menunjukkan langkah progresif dalam membangun sektor ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan adaptif. Fokus pada pelatihan, digitalisasi, dan kolaborasi tripartit menjadi fondasi kuat untuk menghadapi tantangan ketenagakerjaan di masa depan, sekaligus mewujudkan visi pembangunan nasional yang berpihak pada rakyat.
Pewarta : Vie

