
RI News Portal. Trenggalek, Jawa Timur 25 Mei 2025 — Enam warga Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, dinyatakan meninggal dunia akibat bencana longsor yang terjadi beberapa hari lalu. Setelah melalui proses pencarian yang intensif, tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan berhasil menemukan seluruh korban pada Sabtu, 24 Mei 2025.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto, mengungkapkan rasa syukurnya atas hasil kerja kolektif tim pencarian. “Alhamdulillah, hasil kolaborasi dari seluruh tim sudah mencapai hasil yang diharapkan,” ujarnya kepada RRI Surabaya.
Proses evakuasi yang berlangsung selama beberapa hari menghadapi tantangan medan yang berat akibat kontur wilayah perbukitan dan kondisi tanah yang labil. Namun, semangat kerja sama lintas sektor memungkinkan proses pencarian dilakukan secara optimal hingga seluruh korban berhasil ditemukan dan dievakuasi dengan selamat (dalam artian: tanpa korban tertinggal di lokasi bencana).

Keenam korban yang meninggal dunia akibat tertimbun material longsoran telah teridentifikasi sebagai berikut:
- Yatemi (Perempuan, 65 tahun) – RT 20/RW 08, Dusun Kebonagung
- Mesinem (Perempuan, 83 tahun) – RT 16/RW 06, Dusun Kebonagung
- Nitin Prawesti (Perempuan, 37 tahun) – RT 16/RW 06, Dusun Kebonagung
- Tulus (Laki-laki, 63 tahun) – RT 16/RW 06, Dusun Kebonagung
- Yatini (Perempuan, 60 tahun) – RT 16/RW 06, Dusun Kebonagung
- Thoriq Haidar Nafis (Laki-laki, 2 tahun) – RT 16/RW 06, Dusun Kebonagung
Seluruh jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga setelah melalui proses identifikasi yang dilakukan oleh otoritas terkait.
Peristiwa ini menegaskan pentingnya mitigasi bencana di kawasan rawan longsor seperti wilayah selatan Trenggalek yang memiliki topografi berbukit dan struktur tanah yang rentan terhadap pergerakan massa tanah. Faktor curah hujan tinggi, tata guna lahan yang tidak berkelanjutan, dan keterbatasan sistem peringatan dini (early warning system) menjadi sorotan penting dalam konteks kebijakan kebencanaan.
Baca juga : Presiden Prabowo Subianto Sambut PM Tiongkok Li Qiang: Penguatan Kemitraan Strategis Indonesia–Tiongkok
Berdasarkan dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Trenggalek (versi 2022), Kecamatan Bendungan memang termasuk zona dengan risiko longsor tinggi. Oleh sebab itu, peristiwa ini hendaknya menjadi pemicu bagi pemerintah daerah dan pusat untuk memperkuat sistem kesiapsiagaan komunitas berbasis lokal, termasuk peningkatan edukasi mitigasi bencana dan pengembangan sistem pemantauan geoteknis.
BPBD Jawa Timur mengapresiasi keterlibatan berbagai unsur dalam operasi pencarian dan evakuasi korban, serta partisipasi aktif masyarakat lokal yang turut mendukung logistik dan pencarian secara sukarela. “Ini adalah bukti nyata bahwa dalam kondisi darurat, solidaritas sosial dan kolaborasi antar-lembaga menjadi kekuatan utama,” ujar Gatot Soebroto.
Dengan berakhirnya proses evakuasi, BPBD bersama Pemkab Trenggalek mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama mengingat curah hujan yang masih tinggi dalam beberapa pekan mendatang.
Pewarta : Sugeng Rudianto

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal