
RI News Portal. Sidoarjo, Jawa Timur – Sebuah musibah menimpa Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.35 WIB. Bangunan musala pesantren yang sedang dalam tahap pembangunan runtuh saat ratusan santri melaksanakan shalat, menyebabkan satu orang meninggal dunia dan 79 orang lainnya luka-luka.
Peristiwa ini terjadi bersamaan dengan kegiatan pengecoran yang dilakukan sejak pagi hari. Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional (Basarnas), Edy Prakoso, menyampaikan bahwa dugaan sementara penyebab ambruknya bangunan adalah kekurangan kekuatan pondasi. “Diduga pondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar,” ungkap Edy berdasarkan laporan petugas Basarnas.
Wahid, seorang santri kelas tujuh Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Khoziny, menjadi salah satu saksi mata dalam kejadian ini. Ia menceritakan bahwa musala mulai bergoyang saat shalat memasuki rakaat kedua. “Ketika masuk rakaat kedua, bagian ujung musala ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung,” ujarnya.

Beruntung, Wahid berhasil menyelamatkan diri dan mengajak santri lain untuk segera mengevakuasi diri. Ia memperkirakan lebih dari 100 santri berada di dalam musala saat kejadian terjadi. Meski masih dalam tahap pembangunan, musala tersebut sudah aktif digunakan untuk kegiatan keagamaan, termasuk shalat dan mengaji.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, menyampaikan duka mendalam atas peristiwa ini. Dalam pernyataannya, ia meminta maaf kepada para korban dan keluarga yang terdampak. “Ya, saya kira ini takdir dari Allah, jadi semuanya harus bisa bersabar. Dan mudah-mudahan juga diberi diganti oleh Allah yang lebih baik,” ucap Mujib dengan penuh harap.
Ia juga mendoakan agar para korban mendapatkan kekuatan dan pahala atas musibah yang menimpa. “Diberi pahala yang sangat-sangat, apa ya, enggak bisa mengutarakan, dan mudah-mudahan dibalas kebaikan oleh Allah SWT yang lebih dari musibah ini,” tambahnya.
Baca juga : Paus Leo XIV Soroti ‘Elemen Inovatif’ Rencana Damai Trump untuk Gaza, Desak Hamas Responsif
Tragedi ini memunculkan pertanyaan serius tentang standar keselamatan bangunan, terutama pada fasilitas yang masih dalam tahap konstruksi namun sudah digunakan untuk kegiatan. Ambruknya musala menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap kekuatan struktur dan kepatuhan terhadap regulasi pembangunan, terutama di lembaga pendidikan seperti pesantren yang menampung banyak orang.
Hingga kini, pihak berwenang masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti runtuhnya bangunan dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memprioritaskan keselamatan dalam setiap aktivitas.
Pewarta : Wisnu Harmoko
