
RI News Portal. Entikong, Kalimantan Barat — Dalam upaya memperkuat ketahanan sosial terhadap bahaya narkotika, Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sanggau menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai mitra strategis dalam penyuluhan anti-narkoba kepada ibu rumah tangga. Kebijakan ini menjadi respons terhadap peningkatan status Kecamatan Sekayam sebagai zona merah peredaran dan penyalahgunaan narkoba pada tahun 2025.
“Ibu rumah tangga merupakan orang terdekat dengan putra-putrinya di rumah, sehingga kami merasa perlu memberi pembekalan pengetahuan tentang bahaya narkoba,” ujar Dwi Anggi Wiku Siregar, Penyuluh Narkoba BNNK Sanggau, pada Jumat (6/6/2025). Menurutnya, peran ibu dalam keluarga tidak hanya bersifat domestik, tetapi juga kunci dalam menjaga ketahanan moral dan sosial anak dari ancaman narkoba.
Dalam pelaksanaannya, BNNK Sanggau memberikan pelatihan dan edukasi khusus kepada Tim Penggerak PKK mengenai bahaya narkoba dan strategi komunikasi yang efektif di tingkat komunitas. Para anggota PKK diarahkan untuk mengadakan pertemuan rutin, forum desa, dan kampanye edukatif berbasis keluarga guna mentransfer pengetahuan yang mereka peroleh ke masyarakat luas.

“BNNK Sanggau berharap Tim Penggerak PKK dapat menjadi penggiat pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” lanjut Dwi Anggi. Ia menambahkan, pendekatan berbasis komunitas dan keluarga telah terbukti secara internasional sebagai salah satu metode paling efektif dalam strategi pencegahan narkoba.
Langkah ini juga sejalan dengan pendekatan demand reduction (pengurangan permintaan) dalam kebijakan nasional pemberantasan narkoba. Melibatkan PKK—organisasi akar rumput yang memiliki jejaring kuat hingga tingkat RT—dapat memperkuat deteksi dini dan literasi narkoba, terutama di wilayah perbatasan seperti Entikong dan Sekayam yang rawan menjadi jalur lintas narkotika.
Secara akademik, kebijakan ini mencerminkan integrasi pendekatan sosial-kultural dalam program pencegahan narkotika, sekaligus mengakui pentingnya gender mainstreaming dalam kebijakan kesehatan masyarakat. Ibu rumah tangga tidak hanya dilihat sebagai penerima informasi, tetapi sebagai aktor kunci dalam membentuk opini dan perilaku sehat di lingkungan rumah.
Baca juga : TNI AL Gagalkan Penyelundupan Miras Ilegal Senilai Rp190 Juta di Perairan Nunukan
Dengan menjadikan PKK sebagai mitra, BNNK Sanggau tidak hanya membangun kapasitas komunitas, tetapi juga mengakselerasi kesadaran kolektif bahwa perang melawan narkoba harus dimulai dari dalam rumah. Penanaman nilai ini menjadi sangat penting di wilayah perbatasan, di mana pengaruh lintas negara dan lemahnya kontrol sosial memperbesar risiko penyalahgunaan narkoba.
Pendekatan ini patut diapresiasi dan direplikasi oleh wilayah-wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa. Namun, untuk menjamin keberlanjutan program, perlu adanya dukungan anggaran yang memadai, pelatihan berkelanjutan, serta evaluasi dampak secara berkala. Kolaborasi antara BNNK, pemerintah daerah, dan lembaga masyarakat sipil harus diperkuat untuk menjamin bahwa intervensi ini tidak bersifat sporadis melainkan sistemik.
Pewarta : Salmi Fitri

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal