
RI News Portal. Medan 7 Juli 2025 — Gubernur Sumatra Utara Muhammad Bobby Afif Nasution mendorong Pemerintah Kabupaten Samosir untuk mempersiapkan diri menghadapi proses revalidasi Geopark Kaldera Toba, yang dijadwalkan berlangsung pada 21–25 Juli 2025 mendatang. Agenda penilaian ulang ini akan dilaksanakan oleh tim asesor UNESCO sebagai bagian dari mekanisme evaluasi berkala status UNESCO Global Geopark (UGGp).
Saat ini, status Geopark Kaldera Toba berada dalam kategori yellow card atau peringatan, setelah sebelumnya menyandang status green card. Kondisi ini menuntut langkah-langkah korektif yang serius agar Toba Caldera dapat mempertahankan pengakuan globalnya sebagai kawasan taman bumi berkelas dunia.
“Beberapa geosite penting ada di Samosir. Jadi kita berharap dengan upaya bersama, termasuk penataan long beach dan event internasional, Samosir bisa ikut merebut kembali green card Geopark Kaldera Toba,” ujar Bobby saat meninjau persiapan di Kabupaten Samosir, Minggu (6/7/2025).

General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGGp), Azizul Kholis, sebelumnya menegaskan bahwa tim asesor UNESCO akan tiba melalui Bandara Silangit, dan selanjutnya meninjau sejumlah geosite penting di kawasan Danau Toba. Lokasi-lokasi penilaian tersebut antara lain Taman Eden, kawasan geosite di Kabupaten Samosir, serta jalur Merek–Sipiso-piso–Tongging, sebelum kembali ke Medan.
Dua validator internasional telah dijadwalkan hadir, yaitu Jose Brilha dari Portugal dan Jeon Yong Mun dari Korea Selatan. Kehadiran mereka menjadi krusial untuk menentukan kelayakan status green card sebagai bentuk pengakuan atas pengelolaan berkelanjutan taman bumi Toba.
Baca juga : Koperasi Desa Dorong Keadilan Sosial Ekonomi, Tekan Kemiskinan di Perdesaan
Secara konseptual, Geopark adalah program resmi UNESCO yang diluncurkan sejak 2015, mengintegrasikan potensi warisan geologi (geosite) dengan nilai-nilai keanekaragaman hayati (biodiversity), keanekaragaman budaya (cultural diversity), serta keanekaragaman geologi (geodiversity). Pendekatan geopark juga menekankan pentingnya pelibatan komunitas lokal dalam aktivitas geowisata berkelanjutan, yang bukan hanya menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik tentang perlindungan warisan geologi dunia.
Saat ini, UNESCO mencatat keberadaan 229 UGGp di 50 negara di seluruh dunia. Tiongkok tercatat sebagai negara dengan jumlah UGGp terbanyak, yakni 49 taman bumi, diikuti Spanyol dengan 18 UGGp, Indonesia dan Italia masing-masing 12 UGGp, serta Jepang 10 UGGp.
Harapan besar tertuju pada keberhasilan revalidasi Toba Caldera sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam mendorong pembangunan berkelanjutan sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), melalui praktik geowisata yang berwawasan lingkungan, inklusif, dan berbasis masyarakat.
Pewarta : Adi Tanjoeng

