
RI News Portal. Bandar Lampung – Pasca gelombang demonstrasi sporadis yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, situasi di Kota Bandar Lampung pada Senin (1/9/2025) hingga pukul 10.00 WIB terpantau relatif aman dan kondusif, meskipun ketegangan masih terasa di beberapa titik strategis. Berdasarkan laporan tim Lampung Post Online, aparat keamanan dari Kepolisian Daerah (Polda) Lampung dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Kodam II/Sriwijaya Radin Inten II bersiaga penuh untuk mengantisipasi potensi eskalasi.
Di sekitar Jalan Wolter Monginsidi dan kompleks Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, suasana tampak terkendali. Personel Brimob Polda Lampung berjaga di depan gedung DPRD Provinsi Lampung dan Lapangan Korpri, didukung oleh sejumlah kendaraan taktis Barracuda serta ambulans yang disiagakan untuk keadaan darurat. Kehadiran aparat TNI dari Kodam II/Sriwijaya Radin Inten II juga terlihat di beberapa titik, memperkuat pengamanan di kawasan tersebut.

Namun, di sisi lain, ribuan massa pengunjuk rasa mulai memadati sejumlah ruas jalan utama di Bandar Lampung, seperti Jalan Zainal Pagar Alam, Jalan Teuku Umar, dan Jalan Raden Intan. Berdasarkan pantauan di lapangan, aksi massa ini merupakan kelanjutan dari gelombang demonstrasi yang dipicu oleh kemarahan publik terhadap sejumlah isu nasional, termasuk kenaikan tunjangan anggota DPR serta insiden tragis kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang dilindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta pada 28 Agustus 2025.
Meskipun situasi di Bandar Lampung belum menunjukkan tanda-tanda kericuhan seperti yang terjadi di Jakarta, Surabaya, atau Makassar, aparat keamanan tetap waspada. Pengamanan diperketat di sekitar kantor-kantor pemerintahan dan fasilitas umum untuk mencegah kerusakan seperti yang terjadi di kota-kota lain, di mana halte bus, pos polisi, dan fasilitas publik menjadi sasaran amuk massa. Di Bandar Lampung, sejumlah toko ritel dan minimarket di sekitar kantor DPRD Lampung memilih untuk tutup sementara, sementara sebuah SPBU di Jalan Wolter Monginsidi juga menghentikan operasionalnya sebagai langkah antisipasi.
Baca juga : Bupati Lampung Barat Ajak ASN Introspeksi Pasca-Demonstrasi Jakarta
Koordinasi antara Polda Lampung dan Kodam II/Sriwijaya Radin Inten II terus dilakukan untuk memastikan situasi tetap terkendali. Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, dalam pernyataan sebelumnya menegaskan bahwa pihaknya akan memperkuat strategi operasi di lapangan guna meminimalisir risiko dan menjamin keselamatan personel serta masyarakat. “Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dengan pendekatan persuasif, bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan agama,” ujarnya.
Di sisi lain, gelombang demonstrasi di Bandar Lampung juga mencerminkan solidaritas dengan aksi-aksi serupa di daerah lain. Massa yang didominasi oleh mahasiswa, buruh, dan pengemudi ojek online menuntut reformasi aparat keamanan, pengusutan tuntas kasus kematian Affan Kurniawan, serta pembatalan kebijakan tunjangan DPR yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Beberapa spanduk yang dibentangkan di Jalan Raden Intan bertuliskan, “Polisi Pengayom, Bukan Penindas” dan “Batalkan Tunjangan DPR, Rakyat Sengsara.”
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai kericuhan di Bandar Lampung. Namun, potensi eskalasi tetap menjadi perhatian, mengingat situasi di kota-kota lain yang berujung pada kerusakan fasilitas umum dan bentrokan dengan aparat. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan menghindari kawasan rawan demonstrasi, seperti Jalan Zainal Pagar Alam, Teuku Umar, dan Raden Intan, guna menjaga keamanan bersama.
Pewarta : IF
