
RI News Portal. Sragen, 8 Agustus 2025 — Upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan nasional terus digencarkan melalui kolaborasi lintas sektor. Di Kabupaten Sragen, langkah konkret diwujudkan melalui penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah yang digelar oleh Polres Sragen bekerja sama dengan Perum Bulog. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (7/8) di halaman Primkoppol Polres Sragen, sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Kapolres Sragen, AKBP Dewiana Syamsu Indyasari, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata sinergi antara institusi kepolisian dan Bulog dalam mendukung kebijakan stabilisasi pangan. “Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergitas antara institusi kepolisian dan Bulog dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat, khususnya melalui penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan),” ujarnya pada Jumat (8/8).
Dalam pelaksanaannya, Polres Sragen menyediakan sebanyak 400 sak beras SPHP dengan harga terjangkau, yakni Rp57.500 per kemasan 5 kg. Untuk menjamin pemerataan, masyarakat dibatasi maksimal dua kemasan per orang. Hingga kegiatan berakhir, tercatat sebanyak 222 sak beras telah tersalurkan kepada warga.

Langkah ini dinilai strategis dalam menekan gejolak harga pangan di tingkat lokal, sekaligus memberikan akses bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat dan sekaligus menjaga stabilitas harga pangan di wilayah Sragen,” tambah Kapolres.
Kegiatan berlangsung aman dan tertib dengan pengawasan langsung dari jajaran kepolisian. Polres Sragen menegaskan komitmennya untuk terus berpartisipasi aktif dalam program-program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam sektor ketahanan pangan.
Baca juga : Ribuan Pengunjung Padati Puncak Grebeg Saparan Yaa Qowiyyu di Jatinom Klaten
Gerakan Pangan Murah yang digelar di Sragen mencerminkan model kolaboratif antara aparat keamanan dan lembaga logistik negara dalam merespons dinamika harga pangan. Di tengah tantangan inflasi dan distribusi yang tidak merata, pendekatan ini menunjukkan efektivitas intervensi berbasis komunitas. Selain memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi negara, kegiatan semacam ini juga berpotensi menjadi prototipe bagi daerah lain dalam mengimplementasikan program stabilisasi pangan secara inklusif dan berkelanjutan.
Pewarta : Adiat Santoso
