RI News Portal. Pontianak, 14 November 2025 – Dalam upaya sistematis mempercepat penurunan angka stunting dan membangun ketahanan gizi jangka panjang, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) memperkuat kolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pertemuan strategis antara Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, Harisson, dan Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Nuryamin, pada Kamis (13/11/2025) di Ruang Kerja Sekda Kalbar, menandai komitmen bersama untuk mengintegrasikan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi kelompok prioritas ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD—dikenal sebagai sasaran 3B.
Harisson menekankan bahwa inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan BKKBN dengan Badan Gizi Nasional (BGN) pada Januari 2025, yang dirancang untuk tidak hanya menekan prevalensi stunting, tetapi juga memperkuat pemenuhan gizi sebagai investasi lintas generasi. “Sinergi ini telah kami apresiasi sebagai model kolaborasi efektif. Pemprov Kalbar siap mendukung penuh melalui penyediaan lahan, fasilitasi perizinan, dan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) MBG guna memastikan eksekusi program berjalan optimal,” ujarnya usai pertemuan di Pontianak, Jumat.
Lebih jauh, Harisson menggarisbawahi visi holistik: peningkatan gizi sejak dini harus selaras dengan penguatan kualitas hidup di usia lanjut. “Kami membayangkan masyarakat Kalbar yang tidak sekadar berumur panjang, melainkan sehat, mandiri, dan bahagia hingga masa tua. Gizi optimal sejak fase prenatal dan balita menjadi pondasi kokoh untuk generasi masa depan yang resilien,” tambahnya. Pendekatan ini mencerminkan paradigma pembangunan berkelanjutan, di mana intervensi gizi awal berkontribusi pada pengurangan beban kesehatan di kemudian hari.

Nuryamin, dari sisi BKKBN Kalbar, memaparkan bahwa Program Genting melibatkan jaringan kolaborasi luas, termasuk partisipasi sektor swasta dalam bentuk edukasi komprehensif dan intervensi infrastruktur dasar. “Dukungan tidak terbatas pada penyuluhan; kami juga fokus pada perbaikan sanitasi seperti jamban keluarga, akses air bersih, dan fasilitas kesehatan primer,” jelasnya. Tren penurunan stunting di Kalbar menunjukkan hasil empiris yang menggembirakan, dengan Kabupaten Sambas sebagai benchmark: penurunan 0,8 persen yang diakui melalui penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri. “Ini bukti bahwa koordinasi lintas sektor—dari pemerintah daerah hingga mitra swasta—dapat menghasilkan transformasi nyata,” katanya.
Dalam konteks operasional MBG, BKKBN Kalbar melaporkan kemajuan signifikan melalui pengoperasian dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bekerja sama dengan BGN. Saat ini, 309 dapur telah aktif dari target 585 unit di seluruh provinsi, dengan distribusi harian mencapai 1.000 porsi makanan bergizi sejak September 2025. Mekanisme pemantauan ketat diterapkan, termasuk dokumentasi berkala untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas. “Setiap langkah diverifikasi agar manfaat langsung dirasakan oleh sasaran 3B, sehingga dampaknya terukur dan berkelanjutan,” tegas Nuryamin.
Baca juga : KMP Dalom 1: Kapal Tercepat Pemprov Lampung Resmi Berlayar di Selat Sunda
Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat target nasional penurunan stunting, tetapi juga memperkuat ketahanan gizi keluarga di Kalbar melalui pendekatan multifaset: edukasi, infrastruktur, dan distribusi langsung. Dengan dukungan masyarakat dan sektor swasta, inisiatif ini diharapkan menjadi prototipe bagi provinsi lain, membuktikan bahwa investasi gizi dini adalah kunci utama menuju masyarakat yang lebih sehat dan produktif di seluruh siklus kehidupan.
Pewarta : Lisa Susanti

