
RI News Portal. Wonogiri, Jawa Tengah — Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, komunitas relawan “Mangkok Merah” (MM) Kecamatan Jatisrono mengintensifkan kegiatan sosial berbasis kepedulian lingkungan, khususnya di area monumen Tugu Pahlawan dan situs bersejarah Candi Pasiraman. Kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas dan komitmen komunitas terhadap pelestarian lingkungan dan nilai-nilai kebangsaan, serta dikoordinatori oleh sosok penggerak lapangan, Maryanto Kulik.
Komunitas Mangkok Merah merupakan entitas relawan baru yang lahir dari gabungan komunitas pedagang pasar Jatisrono, pekerja lapangan, serta paguyuban juru parkir terminal dan swalayan di wilayah tersebut. Meski berasal dari kalangan pekerja informal, komunitas ini menunjukkan etos pengabdian yang tinggi terhadap lingkungan dan kemanusiaan.
Maryanto Kulik dalam keterangannya kepada RI News menegaskan bahwa pembentukan komunitas ini didasari oleh misi sosial yang kuat. “Kami sadar sering kali dianggap sebelah mata hanya karena profesi kami berada di jalanan dan pasar. Melalui komunitas Mangkok Merah, kami ingin menunjukkan bahwa kami juga punya kepedulian, integritas, dan komitmen terhadap lingkungan dan sesama,” tegas Maryanto.

Aksi sosial yang dilakukan pada Minggu, 13 Juli 2025, melibatkan lebih dari 30 relawan dan menyasar sejumlah titik penting di wilayah Kecamatan Jatisrono, seperti kawasan Kantor Kecamatan dan terminal. Selain membersihkan sampah dan semak liar, para relawan juga menata ulang ruang publik agar lebih nyaman digunakan masyarakat.
Plt Camat Jatisrono, Danang Sugiatmoko, S.ST., M.M., menyampaikan apresiasinya atas aksi nyata yang dilakukan komunitas Mangkok Merah. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini. Kehadiran relawan Mangkok Merah memberi warna baru dalam praktik gotong royong warga Jatisrono. Semangat kebersamaan ini patut diteladani,” ujarnya.
Lebih dari sekadar aksi bersih-bersih, kegiatan ini merupakan manifestasi dari semangat gotong royong dan solidaritas sosial. Bakti sosial (baksos) yang dilakukan komunitas MM menjadi bentuk nyata dari nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial, di mana relasi sosial antaranggota komunitas diperkuat melalui aksi bersama demi lingkungan dan masyarakat yang lebih baik.
Baca juga : Presiden Prabowo Tegaskan Peran Strategis Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam Stabilitas Global
Maryanto menambahkan bahwa komunitas Mangkok Merah tidak hanya akan bergerak dalam isu lingkungan. “Kami sedang menyiapkan program-program kemanusiaan lainnya, mulai dari bantuan sosial untuk warga kurang mampu hingga pendampingan warga dalam kondisi darurat. Ini adalah awal dari gerakan sosial yang lebih luas,” pungkasnya.
Secara akademis, kehadiran komunitas seperti Mangkok Merah menandai pentingnya pengarusutamaan gerakan akar rumput dalam agenda pembangunan berkelanjutan. Partisipasi warga dari sektor informal dalam kegiatan lingkungan dan sosial menunjukkan potensi besar masyarakat sipil dalam memperkuat demokrasi partisipatoris dan ekologi sosial.
Dengan demikian, gerakan relawan Mangkok Merah tak sekadar menjadi aksi kebersihan, melainkan juga menjadi simbol resistensi terhadap stigma sosial sekaligus upaya kolektif membangun ruang publik yang inklusif dan berdaya.
Pewarta : Nandar Suyadi

