
RI News Portal. Lebak, Banten — Menjelang pelaksanaan Kongres Persatuan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat pada 29–30 Agustus 2025 di BPPTIK Komgidi, Cikarang, Jawa Barat, PWI Provinsi Banten menyampaikan harapan agar forum tersebut mampu melahirkan kepemimpinan yang amanah dan menyatukan kembali organisasi wartawan tertua di Indonesia.
Ketua PWI Provinsi Banten, Rian Nopandra, menegaskan bahwa kongres kali ini menjadi momentum penting setelah beberapa tahun terakhir PWI terjebak dalam dualisme kepemimpinan. “Kami berharap proses berjalan damai, demokratis, dan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang justru ingin memperdalam perpecahan,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Lebak, Sabtu (23/8).
Secara historis, PWI memang kerap menghadapi dinamika internal yang mencerminkan kompleksitas organisasi profesi wartawan di tengah perubahan lanskap media. Perpecahan yang sempat terjadi di tubuh PWI dinilai tidak hanya melemahkan solidaritas anggota, tetapi juga mengurangi legitimasi organisasi dalam advokasi kebebasan pers.

Dalam kerangka akademis, keberhasilan Kongres Cikarang akan menjadi indikator penting bagaimana organisasi profesi mampu mengelola konflik internal dengan mekanisme demokratis. Dukungan Dewan Pers dan fasilitasi pemerintah dipandang sebagai bentuk intervensi positif demi keberlanjutan tata kelola organisasi pers.
Rian menyampaikan apresiasi kepada Dewan Pers dan pemerintah yang mampu menjembatani konflik dualisme melalui kongres persatuan. Menurutnya, kesediaan Ketua Umum PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang, untuk tidak maju kembali dalam kontestasi merupakan bentuk kelegowoan yang memperkuat semangat persatuan.
“Bang Zulmansyah menunjukkan sikap kenegarawanan. Padahal beliau memiliki peluang untuk kembali mencalonkan diri,” tambah Rian.
Di sisi lain, PWI Banten secara terbuka memberikan dukungan kepada Direktur LKBN Antara, Akhmad Munir. Sosok yang pernah menjabat Ketua PWI Jawa Timur dua periode itu dinilai memiliki pengalaman memadai dalam mengelola dinamika daerah sekaligus rekam jejak di tingkat pusat.
Baca juga : Pasar Murah Alumni Akpol 1990 Hadir di Pedurungan, Bantu Warga Semarang Penuhi Kebutuhan Pangan
“Cak Munir adalah figur yang tepat untuk menyatukan organisasi wartawan terbesar di Indonesia,” kata Rian, seraya menegaskan bahwa dukungan tersebut juga selaras dengan sikap Zulmansyah.
Dari perspektif ilmu politik dan etika organisasi, proses pemilihan Ketua Umum PWI periode 2025–2030 tidak sekadar ajang kontestasi individu. Ia mencerminkan uji konsistensi PWI sebagai organisasi yang harus mengedepankan etika, profesionalisme, serta kepentingan publik.
Jika konsolidasi ini berhasil, PWI berpeluang memperkuat kembali posisinya sebagai mitra strategis masyarakat sipil dalam mengawal demokrasi, kebebasan pers, dan literasi media. Sebaliknya, kegagalan menjaga integrasi dapat menimbulkan delegitimasi yang berpengaruh terhadap kredibilitas pers nasional.
PWI Banten menutup pernyataan dengan menyerukan agar seluruh elemen organisasi mengedepankan semangat musyawarah. “Jika ada pihak yang justru ingin menggagalkan kongres, maka mereka adalah bagian dari sumber perpecahan itu sendiri,” tegas Rian.
Kongres Cikarang bukan sekadar forum pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi ujian besar apakah PWI mampu keluar dari bayang-bayang konflik menuju organisasi yang solid, inklusif, dan relevan menghadapi tantangan jurnalisme di era digital.
Pewarta : Syarudin Bhalak
