
RI News Portal. Wonogiri — Pekan Olahraga Desa (PORDES) yang digelar di Desa Rejosari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga antarwilayah, tetapi juga menjadi lokomotif penggerak ekonomi mikro perdesaan. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80 ini memperlihatkan bahwa sinergi antara kegiatan sosial-budaya dan aktivitas ekonomi dapat menciptakan dampak multiplikatif di tingkat desa.
Cabang olahraga bola voli menjadi pusat perhatian utama dalam PORDES kali ini. Kompetisi tersebut diikuti oleh 15 desa dan 2 kelurahan, menjadikannya sebagai magnet sosial yang mampu menyedot perhatian warga dan pengunjung lintas desa. Momentum ini secara aktif dimanfaatkan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperluas pasar dan meningkatkan omzet.

Menurut Suyanto, salah satu panitia pengelola lapak dan jasa parkir dari unsur Karang Taruna Desa Rejosari, sebanyak 32 lapak dagang disediakan untuk para pedagang kuliner lokal maupun luar wilayah. “Kami menyewakan lapak dengan tarif Rp20.000 per malam dan menangani jasa parkir sepeda motor dengan tarif Rp2.000 per unit. Seluruh pengelolaan dikoordinasikan oleh Karang Taruna sebagai bagian dari pemberdayaan organisasi pemuda desa,” ujar Suyanto kepada RI NEWS pada Selasa (29/7/2025).
Dari pengelolaan tersebut, Karang Taruna mampu meraup pendapatan rata-rata Rp2.000.000 per malam dari jasa parkir, serta Rp640.000 dari sewa lapak, yang seluruhnya dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pemuda desa. Aktivitas ekonomi ini menjadi model praktik kemandirian desa berbasis event sosial.
Keberadaan lapak-lapak kuliner juga menghadirkan semangat ekonomi yang nyata di tengah masyarakat. Andriyani, seorang pedagang tahu genjrot, mengungkapkan bahwa selama berjualan dari pukul 19.00 WIB hingga 00.30 WIB, ia bisa memperoleh pendapatan harian antara Rp300.000 hingga Rp400.000. “Ajang ini sangat menguntungkan, karena kami berdagang sembari memeriahkan acara olahraga. Atmosfernya luar biasa ramai,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Nanik, pelaku UMKM lainnya yang berharap PORDES dapat berlangsung lebih lama. “Jika PORDES bisa digelar sebulan penuh, perputaran ekonomi desa pasti lebih meningkat. Rata-rata pedagang di 32 lapak bisa memperoleh omzet antara Rp400.000 sampai Rp500.000 per malam,” kata Nanik.
Kegiatan PORDES tidak hanya dipandang sebagai kompetisi olahraga tahunan, tetapi juga sebagai bagian dari strategi revitalisasi ekonomi lokal pascapandemi dan tantangan inflasi desa. Dalam perspektif pembangunan berbasis komunitas, kegiatan semacam ini menunjukkan relevansinya dalam memperkuat solidaritas sosial dan kemandirian ekonomi warga desa.
Plt. Camat Jatisrono, Danang Sugiyatmoko, S.ST., M.M., memberikan apresiasi terhadap panitia PORDES yang dinilai berhasil menyelenggarakan kegiatan dengan pendekatan kolaboratif dan inklusif. “PORDES menjadi momentum strategis memperingati HUT RI ke-80 sekaligus meningkatkan sirkulasi ekonomi masyarakat desa, khususnya melalui optimalisasi potensi UMKM Rejosari,” ujar Danang.
Dengan demikian, PORDES Rejosari tahun 2025 menjadi contoh praktik baik (best practice) tentang bagaimana event berbasis olahraga desa dapat bertransformasi menjadi platform sosial-ekonomi yang produktif. Perpaduan antara kompetisi, kebersamaan warga, dan geliat ekonomi mikro menunjukkan potensi besar desa dalam membangun dari akar rumput.
Pewarta : Nandar Suyadi
