RI News Portal. Padang – Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan bahwa metode pemeriksaan sidik jari menjadi pendekatan utama Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dalam mengidentifikasi korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor di Sumatra Barat. Penegasan itu disampaikan langsung saat ia meninjau Posko Data Ante Mortem di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar, Kamis (4/12/2025).
“Pemeriksaan sidik jari kami maksimalkan karena terbukti paling cepat dan memiliki tingkat akurasi mendekati 99 persen, selama kondisi jaringan kulit jari jenazah masih memungkinkan,” ujar Dedi Prasetyo kepada awak media usai mengecek langsung proses identifikasi.
Menurutnya, metode primer ini diterapkan sebagai tahap awal sebelum beralih ke pemeriksaan sekunder seperti properti pribadi, ciri medis, maupun tes DNA. “Kalau sidik jari masih bisa diambil, prosesnya hanya hitungan jam. Ini sangat membantu mempercepat penyerahan jenazah kepada keluarga,” tambahnya.

Bila kondisi jenazah sudah tidak memungkinkan pengambilan sidik jari—akibat pembusukan lanjut atau kerusakan fisik berat—Tim DVI langsung melanjutkan ke analisis DNA. Sampel dari jenazah akan dibawa ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di Jakarta yang memiliki peralatan berstandar internasional.
“Hasil uji DNA dengan teknologi terbaru dapat kami sampaikan dalam waktu tiga hari kerja setelah sampel tiba di laboratorium,” jelas Dedi.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Tim DVI, Inafis, dan seluruh personel yang bekerja tanpa henti di lapangan. “Kecepatan identifikasi bukan hanya soal teknis forensik, tetapi juga memberikan kepastian hukum dan kemanusiaan bagi keluarga korban agar proses pemakaman dapat segera dilaksanakan sesuai keyakinan masing-masing,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK III Padang Kompol Hari Andromeda menekankan pentingnya partisipasi aktif keluarga korban dalam menyediakan data pembanding ante mortem. “Kami sangat membutuhkan foto terbaru, rekam medis gigi, riwayat operasi, hingga sampel DNA dari orang tua atau anak kandung. Semakin lengkap dan cepat data masuk, semakin cepat pula kami bisa memastikan identitas,” ungkap Hari.
Baca juga : Wapres Gibran: Pemerintah Pusat Kerahkan Segala Cara untuk Percepat Pemulihan Bencana di Sumatra
Hingga Kamis sore (4/12/2025), Tim DVI mencatat 200 jenazah telah berhasil dievakuasi dari berbagai lokasi terdampak di Sumatra Barat. Dari jumlah tersebut, 174 jenazah telah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga, sementara 26 jenazah lainnya masih dalam proses pemeriksaan lanjutan.
Dari 174 korban yang telah teridentifikasi, terdapat 86 laki-laki dan 87 perempuan, dengan rentang usia mulai anak-anak hingga lansia. Proses identifikasi terus berlangsung intensif di beberapa posko DVI yang didirikan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, dan Padang Pariaman.
Wakapolri juga menginstruksikan seluruh jajaran Polda Sumbar dan polres setempat untuk tetap menjaga stabilitas keamanan pascabencana. “Situasi kondusif sangat diperlukan agar proses evakuasi, identifikasi, dan rekonstruksi dapat berjalan tanpa gangguan,” tandasnya.
Pihak kepolisian kembali mengimbau kepada masyarakat yang masih memiliki anggota keluarga hilang agar segera mendatangi Posko Ante Mortem terdekat dengan membawa dokumen dan data pembanding yang diperlukan. Koordinasi lintas instansi dengan BNPB, Basarnas, TNI, dan pemerintah daerah terus diperkuat demi mempercepat seluruh tahapan penanganan bencana.
Pewarta : Sami S

