
RI News Portal. Wonogiri – Halaman GOR Giri Mandala, Senin (25/8/2025), menjadi arena latihan yang tak biasa. Puluhan personel Dalmas Polres Wonogiri berbaris rapi, lengkap dengan tameng, helm, dan perlengkapan pengendalian massa. Di hadapan publik, mereka menggelar simulasi pengamanan unjuk rasa dengan skenario penolakan pembangunan pabrik kelapa sawit di Wonogiri yang berujung ricuh.
Latihan yang dipimpin Kapolres Wonogiri, AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., turut melibatkan Wakapolres Kompol Parwanto, pejabat utama, hingga kapolsek jajaran. Seluruh tahapan latihan digelar menyerupai demonstrasi nyata: mulai dari apel pasukan, pembentukan formasi Dalmas, upaya negosiasi, penebalan kekuatan, penggunaan water cannon, hingga tindakan terhadap massa yang dianggap provokatif.
“Tidak ada anggota yang hebat, yang ada adalah anggota yang terlatih. Ingat, pengunjuk rasa bukan musuh, mereka saudara kita yang menyampaikan aspirasi. Tugas kita mengawal dan mengamankan sesuai SOP,” tegas Kapolres dalam arahannya.

Senada, Kabag Ops Polres Wonogiri, Kompol Agus Syamsudin, S.H., menekankan bahwa pengamanan aksi bukan sekadar adu kekuatan. “Polri hadir sebagai fasilitator dan negosiator agar aspirasi masyarakat tersampaikan dengan tertib. Peran Bhabinkamtibmas juga vital, karena bisa melakukan pencegahan sejak di desa,” jelasnya.
Secara akademis, latihan semacam ini tidak hanya dipandang sebagai rutinitas teknis aparat keamanan. Lebih jauh, ia menjadi instrumen pembelajaran bagi kepolisian dalam menjalankan mandat konstitusional: menjamin kebebasan warga menyampaikan pendapat di muka umum, sebagaimana dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 dan UU No. 9 Tahun 1998.
Latihan ini juga memperlihatkan dilema etis yang kerap muncul dalam praktik: bagaimana menjaga keseimbangan antara hak warga dalam berunjuk rasa dengan kebutuhan negara memastikan ketertiban umum. Simulasi yang menekankan negosiasi dan pencegahan konflik dapat dibaca sebagai upaya internal Polri untuk menempatkan pendekatan humanis di atas pendekatan koersif.
Pilihan skenario penolakan pembangunan pabrik kelapa sawit di Wonogiri bukan tanpa alasan. Meski simulatif, ia mencerminkan kesadaran aparat atas isu strategis di daerah: tarik-menarik kepentingan antara investasi industri dan keberlanjutan lingkungan. Dalam konteks inilah, latihan Dalmas memiliki makna lebih luas, yakni sebagai cermin bahwa konflik sumber daya alam bisa menjadi pemicu utama ketegangan sosial.
Dengan menggelar latihan ini, Polres Wonogiri bukan hanya menegaskan kesiapan menghadapi dinamika sosial-politik lokal, melainkan juga menampilkan komitmen untuk mengawal demokrasi secara prosedural dan etis. Di tengah meningkatnya sensitivitas publik terhadap isu lingkungan dan pembangunan, kesiapsiagaan aparat menjadi faktor penting dalam menjaga Wonogiri tetap aman, kondusif, dan damai, tanpa mengorbankan ruang demokrasi warga.
Pewarta : Nandang Bramantyo
