RI News Portal. Wonogiri, 14 November 2025 – Unit Reserse Kriminal Polres Wonogiri berhasil mengamankan seorang pria berusia 66 tahun berinisial S, warga Kecamatan Slogohimo, atas dugaan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Penangkapan dilakukan pada Jumat (14/11/2025) setelah laporan dari keluarga korban yang masuk ke Polsek Slogohimo dua hari sebelumnya.
Korban adalah seorang gadis berusia 8 tahun berinisial S.A., juga berdomisili di Kecamatan Slogohimo dan masih menempuh pendidikan dasar. Kasus ini bermula ketika ibu korban menemukan uang tunai sebesar Rp9.500 di dalam tas sekolah anaknya. Setelah diinterogasi dengan pendekatan lembut, korban mengakui bahwa uang tersebut berasal dari S sebagai imbalan atas tindakan tidak senonoh yang dilakukan pelaku.
Menurut keterangan resmi dari Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, tindakan tersebut terjadi di rumah korban dan diduga berlangsung berulang kali sejak Mei 2025 hingga 10 November 2025. “Korban awalnya enggan bercerita, tetapi setelah dibujuk, ia mengungkap detail peristiwa yang melibatkan sentuhan tidak pantas,” ujar AKP Anom dalam penjelasan tertulisnya.

Berdasarkan laporan polisi nomor LP/XX/2025 yang diterbitkan Polsek Slogohimo pada 12 November 2025, penyelidikan awal melibatkan pemeriksaan saksi keluarga dan tetangga. Bukti permulaan yang cukup membuat polisi menetapkan S sebagai tersangka dan langsung menahannya di rutan Polres Wonogiri untuk proses penyidikan lanjutan.
Kapolres Wonogiri, AKBP Wahyu Sulistyo, menegaskan komitmen institusinya dalam menangani kasus serupa. “Kami prioritaskan perlindungan korban dengan melibatkan psikolog anak dan pendampingan hukum. Proses ini akan berjalan transparan sambil menjaga privasi pihak terkait,” katanya melalui AKP Anom.
Tersangka dijerat dengan Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang mengancam pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun. Selain itu, Pasal 6 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual turut diterapkan, dengan ancaman hukuman serupa ditambah denda.
Baca juga : Penyaluran BLTS Kesra 2025 di Ngadirojo Tuntas: Sinergi Aparat dan Warga Wujudkan Distribusi Tepat Sasaran
Kasus ini menambah catatan kelam kekerasan seksual terhadap anak di wilayah Wonogiri, di mana data internal polres mencatat peningkatan laporan serupa sebesar 15 persen sepanjang 2025. Pakar kriminologi dari Universitas Sebelas Maret, Dr. Retno Wulandari, menilai bahwa modus pemberian uang atau barang sering menjadi pintu masuk pelaku untuk membungkam korban. “Pengawasan orang tua di lingkungan pedesaan perlu ditingkatkan, terutama terhadap interaksi anak dengan orang dewasa yang dikenal,” katanya dalam wawancara terpisah.
Polres Wonogiri menghimbau orang tua dan masyarakat untuk lebih proaktif memantau aktivitas anak, termasuk memeriksa barang bawaan sekolah secara rutin. “Segera laporkan ke polsek terdekat jika mencurigai perilaku mencurigakan. Kerahasiaan pelapor dijamin,” tambah AKP Anom.
Penyidikan masih berlangsung dengan rencana visum et repertum terhadap korban dan pemeriksaan forensik digital jika diperlukan. Polisi berjanji akan membawa kasus ini ke pengadilan secepat mungkin untuk memberikan efek jera.
Pewarta: Nandang Bramantyo

