
RI News Portal. Wonogiri, 9 Agustus 2025 — Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Wonogiri kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Program ini tidak hanya menjadi wujud nyata kepedulian terhadap kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga mencerminkan pendekatan holistik terhadap pembangunan sosial.
Dalam seremoni penyerahan bantuan RTLH kepada tujuh Kepala Keluarga (KK), Bupati Wonogiri Setyo Sukarno menegaskan bahwa rumah yang sehat, aman, dan nyaman merupakan fondasi penting bagi peningkatan kualitas hidup. “Hunian yang layak berdampak langsung pada kesehatan, pendidikan, dan produktivitas keluarga,” ujar Sukarno.
Adapun penerima bantuan RTLH kali ini meliputi:
- Ibu Sriyani (Bulurejo, Giriwoyo)
- Bapak Widyoretno (Ngadipiro, Nguntoronadi)
- Ibu Desti Kristiana (Jatipurwo, Jatipurno)
- Ibu Boinem (Bayem Harjo, Giritontro)
- Ibu Simis (Lemah Bang, Kismantoro)
- Bapak Warseno (Brenggolo, Jatiroto)
- Bapak Sularno (Bugelan, Kismantoro)

Bantuan RTLH ini bersifat stimulan, dengan harapan masyarakat turut aktif bergotong royong dalam proses perbaikan rumah. Selain bantuan fisik, program ini juga mencakup edukasi mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan sebagai bagian dari pendekatan preventif terhadap penyakit berbasis lingkungan.
Bupati Sukarno menyampaikan apresiasi kepada PMI Kabupaten Wonogiri yang selama tiga tahun terakhir telah konsisten menjalankan program RTLH. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan relawan dalam mewujudkan hunian sehat. “Keberhasilan RTLH bukan hanya soal dana, tetapi soal kolaborasi,” tegasnya.
Selain RTLH, PMI Wonogiri juga meluncurkan program bantuan gizi untuk 60 balita stunting di wilayah Kabupaten Wonogiri. Kepala Markas PMI, Warjo S.Sos, menyatakan bahwa pihaknya tergerak untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dalam penanganan stunting sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas generasi masa depan.
Tak hanya itu, Warjo juga menyoroti pentingnya perlindungan bagi relawan PMI. Sebanyak 50 relawan kini telah mendapatkan jaminan BPJS Ketenagakerjaan, sebagai bentuk perlindungan dalam menjalankan tugas kemanusiaan, baik dalam situasi damai maupun darurat.
“Kami berharap program RTLH ini terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak masyarakat. Perlindungan relawan juga menjadi prioritas agar mereka dapat bekerja dengan tenang dan aman,” pungkas Warjo.
Program RTLH di Wonogiri menunjukkan pendekatan pembangunan berbasis kebutuhan dasar yang terintegrasi dengan edukasi dan perlindungan sosial. Dengan melibatkan berbagai aktor lokal, program ini berpotensi menjadi model replikasi di daerah lain, khususnya dalam konteks penguatan kapasitas komunitas dan pembangunan berkelanjutan.
Pewarta : Nandar Suyadi
