
RI News Portal. Padangsidimpuan, 17 September 2025 – Menjelang Musyawarah Olahraga Kota (Musyorkot) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Padangsidimpuan yang dijadwalkan pada 27 September mendatang, dinamika politik olahraga di kota ini semakin memanas. Pengunduran diri Ketua Umum KONI sebelumnya, Saiful Jamil Hasibuan, pada awal Agustus lalu membuka pintu lebar bagi kandidat baru untuk merebut posisi puncak organisasi olahraga terbesar di tingkat kota.
Pasca pengosongan jabatan tersebut, rumor tentang calon potensial mulai beredar luas di kalangan masyarakat dan penggiat olahraga Padangsidimpuan. Di antara nama-nama yang paling sering disebut adalah Dr. H. Letnan Dalimunthe, S.K.M., M.Kes., yang saat ini menjabat sebagai Walikota Padangsidimpuan. Letnan, yang dilantik pada Februari 2025 setelah memenangi Pilkada 2024, dikabarkan siap maju untuk memimpin KONI, membawa pengalaman kepemimpinannya di pemerintahan ke ranah olahraga.
Tidak kalah menarik, nama Wakil Walikota H. Harry Pahlevi Harahap juga muncul sebagai pesaing potensial. Harry, yang merupakan pasangan Letnan dalam Pilkada sebelumnya dan resmi menjabat sejak Februari 2025, kini menjadi topik hangat sebagai calon yang akan “berlaga” di Musyorkot. Kehadiran keduanya sebagai rival potensial menambah nuansa dramatis, mengingat mereka sebelumnya bersinergi sebagai duet pemimpin kota. Dinamika ini mengingatkan pada bagaimana kepemimpinan bersama di pemerintahan bisa bertransformasi menjadi kompetisi sehat di sektor non-pemerintahan, seperti olahraga.

Analisis akademis dari perspektif manajemen olahraga menunjukkan bahwa keterlibatan pejabat publik seperti walikota dan wakilnya dalam organisasi seperti KONI bisa membawa dampak ganda. Di satu sisi, hal ini potensial memperkuat integrasi antara kebijakan pemerintah daerah dengan pengembangan olahraga, seperti peningkatan fasilitas dan program pembinaan atlet. Namun, di sisi lain, ada risiko konflik kepentingan jika prioritas pemerintahan tumpang tindih dengan agenda olahraga. Studi kasus serupa di daerah lain, seperti di Surakarta atau Cirebon, menunjukkan bahwa Musorkot sering menjadi arena untuk mengukuhkan visi jangka panjang olahraga daerah.
Menambah keramaian, nama Hasanuddin Sipahutar juga tak mau ketinggalan dalam perebutan posisi nomor satu di KONI Padangsidimpuan. Hasanuddin, yang aktif sebagai pengurus di Cabang Olahraga Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) kota ini dan pernah menjabat sebagai Ketua DPC PPP Padangsidimpuan, disebut-sebut sebagai kandidat kuat dari kalangan non-pemerintahan. Pengalamannya di bidang organisasi politik dan olahraga membuatnya dianggap mampu membawa perspektif segar, terutama dalam membangun kolaborasi antar-cabang olahraga.
Baca juga : Sinergi Hukum dan Ekonomi: Program UMKM Mitra Adhyaksa Dorong Inovasi Berkelanjutan di Lampung Barat
Dalam konteks lebih luas, Musyorkot ini bukan sekadar pemilihan ketua, melainkan momentum untuk merumuskan program kerja KONI periode 2025-2029. Di tengah tantangan seperti keterbatasan anggaran dan pembinaan atlet pasca-pandemi, para kandidat diharapkan menawarkan strategi inovatif. Misalnya, peningkatan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk revitalisasi infrastruktur olahraga, atau program inklusif yang melibatkan pemuda dan masyarakat marginal.
Warga Padangsidimpuan kini menanti gebrakan dari para kandidat ini. Apakah persaingan antar-pemimpin kota akan membawa angin segar bagi prestasi olahraga, atau justru menimbulkan friksi baru? Jawabannya akan terungkap dalam hitungan hari, saat Musyorkot berlangsung. Yang pasti, event ini menjadi bukti bahwa olahraga bukan hanya tentang fisik, tapi juga tentang dinamika kepemimpinan dan visi kolektif.
Pewarta : Indra Saputra
