
RI News Portal. Jakarta, 25 September 2025 – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melanjutkan lawatan kenegaraannya dengan bertolak dari New York, Amerika Serikat, menuju Ottawa, Kanada, pada Rabu (24/9) waktu setempat. Keberangkatan dilakukan melalui Bandara Internasional John F. Kennedy, menandai kelanjutan agenda internasionalnya untuk memperkuat posisi Indonesia di panggung global di tengah ketegangan geopolitik.
Saat keberangkatan, Presiden Prabowo dilepas di bawah tangga pesawat oleh Duta Besar Designate Indonesia untuk Amerika Serikat, Dwisuryo Indroyono Soesilo, dan Atase Pertahanan KBRI Washington, D.C., Kolonel Arm Tri Arto Subagio. Kehadiran mereka mencerminkan hubungan erat antara Indonesia dan Amerika Serikat, sekaligus menegaskan transisi Prabowo menuju penguatan hubungan dengan Kanada.
Selama di New York, Presiden Prabowo menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam pidato perdananya, ia mendapat tempat istimewa dalam urutan pembicara, setelah Brasil dan Amerika Serikat. “Ini kehormatan besar,” ujar Prabowo usai acara. “Berbicara setelah Brasil yang selalu nomor satu dan Amerika nomor dua menunjukkan betapa dunia menghargai Indonesia.”

Pidato tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk memajukan perdamaian dunia. Prabowo memanfaatkan panggung PBB untuk menyuarakan sikap Indonesia, khususnya dalam mendorong penyelesaian konflik global. “Saya sampaikan posisi kita dengan tegas, terutama keprihatinan atas penderitaan rakyat Gaza,” katanya. Pernyataan ini mencerminkan kebijakan luar negeri Indonesia yang konsisten menjunjung perdamaian, sejalan dengan semangat Konferensi Bandung 1955, namun disesuaikan dengan dinamika global saat ini.
Respons internasional terhadap pidato Prabowo sangat positif, dengan banyak negara memuji pendekatan Indonesia yang tegas namun seimbang. Pandangan Indonesia dianggap realistis oleh para pemimpin dunia. Selain sidang utama, Prabowo juga mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di PBB, serta menghadiri Pertemuan Multilateral tentang Timur Tengah atas undangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ini menandakan potensi kerja sama diplomatik yang lebih erat.
Dalam agenda bilateral, Prabowo bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres untuk membahas pembangunan berkelanjutan dan pencegahan konflik. Ia juga bertemu dengan pendiri Gates Foundation, Bill Gates, dan menganugerahkan tanda kehormatan atas dedikasinya untuk kesejahteraan umat manusia. Pertemuan ini menunjukkan visi Prabowo untuk mengintegrasikan inovasi sektor swasta ke dalam kebijakan publik, terutama di bidang kesehatan dan pendidikan.
Mendampingi Presiden menuju Ottawa adalah Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Kehadiran mereka menunjukkan fokus pada aspek ekonomi dalam kunjungan ke Kanada, yang kemungkinan akan membahas perdagangan, keamanan energi, dan dinamika geopolitik di wilayah Arktik. Ini mencerminkan upaya Indonesia untuk memperluas kemitraan di luar lingkup ASEAN dan G20.
Perjalanan ini, dari panggung multilateral di New York menuju diskusi bilateral di Ottawa, menunjukkan strategi diplomasi Prabowo: menyuarakan nilai-nilai perdamaian secara global sambil membangun aliansi strategis. Langkah ini berpotensi memperkuat pengaruh Indonesia di tengah dunia yang penuh ketidakpastian.
Pewarta : Albertus Parikesit
