
RI News Portal. Lampung Barat 1 Oktober 2025 – Di tengah tantangan sektor pertanian Indonesia yang semakin kompleks—dari fluktuasi harga pupuk hingga akses terbatas terhadap input berkualitas—peresmian Mahakam Mart Way Tenong pada Rabu (1/10) ini menandai momen krusial bagi Kabupaten Lampung Barat. Bupati Parosil Mabsus, yang dikenal sebagai “Bupati Kopi” karena dedikasinya terhadap komoditas unggulan daerah, secara langsung meresmikan gerai ritel khusus pertanian ini di Kelurahan Pajar Bulan, Kecamatan Way Tenong. Acara ini bukan sekadar ritual pembukaan, melainkan simbol komitmen pemerintah daerah untuk mengintegrasikan investasi swasta dalam ekosistem agraria yang berkelanjutan.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Bupati Parosil, yang disaksikan oleh rombongan pejabat Pemkab Lampung Barat. Hadir pula Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pirwan, Kepala Dinas Perkebunan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala Dinas Kominfo, Plt. Kasat Pol PP, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Bagian Perekonomian, serta Camat Way Tenong. Suasana di lokasi, yang dikelilingi hamparan perkebunan kopi dan sawah padi khas Way Tenong, mencerminkan semangat kolaboratif antara pemerintah, investor, dan petani lokal.
Dalam orasinya, Bupati Parosil Mabsus menekankan peran Mahakam Mart sebagai katalisator transformasi ekonomi pedesaan. “Kehadiran supermarket ini adalah bukti nyata keseriusan Pemkab Lampung Barat dalam melindungi dan memfasilitasi investor, sehingga usaha mereka dapat berkembang pesat,” ujarnya. Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada Eci, owner Mahakam Grup, dan Untung Santoso, manager wilayah Lampung, atas inisiatif yang dinilainya akan memberikan manfaat langsung bagi petani kopi, padi, dan hortikultura. “Mahakam Mart hadir untuk melayani kebutuhan masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan, dengan menyediakan pupuk, pestisida, hingga alat-alat pertanian secara grosir maupun eceran.”

Lebih dari sekadar fasilitas ritel, inisiatif ini selaras dengan agenda nasional ketahanan pangan yang dicanangkan Kementerian Pertanian. Way Tenong, sebagai salah satu kecamatan penghasil utama komoditas kopi robusta dan lada di Lampung Barat, sering menghadapi kendala logistik dan harga input yang fluktuatif. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Barat tahun 2024, sektor pertanian menyumbang 45% terhadap PDB daerah, dengan lebih dari 60% penduduk bergantung pada mata pencaharian agraris. Namun, akses terhadap pupuk subsidi dan pestisida berkualitas sering terhambat oleh jarak dan rantai pasok yang panjang. Mahakam Mart, dengan model distribusi terintegrasi, berpotensi mengurangi disparitas ini, sekaligus mendorong efisiensi biaya produksi petani hingga 20-30%, berdasarkan studi serupa di wilayah pertanian Jawa Barat.
Parosil Mabsus tidak hanya berhenti pada apresiasi; ia mengajak masyarakat untuk aktif mendukung gerai ini. “Hadirnya Mahakam Mart memudahkan petani dalam mendapatkan kebutuhan mereka. Saya harap Mahakam bisa menawarkan harga terjangkau, yang selama ini ditunggu-tunggu petani kita,” tegasnya. Optimismenya terpancar jelas: “Saya yakin ini akan menjadi solusi bijak menghadapi tantangan ke depan, seperti perubahan iklim dan volatilitas pasar global, serta berkontribusi nyata pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani Lampung Barat.” Pernyataan ini menggemakan visi jangka panjangnya sejak menjabat pada 2017, di mana ia telah mendorong program “Lampung Barat Hebat” yang fokus pada pengembangan kopi dan diversifikasi hortikultura.
Baca juga : Pemerintah Sintang Perkuat Transparansi Publik melalui Monev Keterbukaan Informasi
Sementara itu, Untung Santoso, manager Mahakam Grup Wilayah Lampung, menyambut hangat dukungan pemerintah daerah. “Hari ini adalah momen bersejarah bagi kami. Mahakam Mart Way Tenong merupakan cabang ketiga di Provinsi Lampung, setelah Hajimena dan Tulang Bawang,” ungkapnya. Ia menjanjikan kemudahan akses belanja dengan harga kompetitif, ditambah promo menarik dan pengundian hadiah pada event-event mendatang. “Kami berkomitmen menjadi pusat bisnis baru yang menggeliatkan perekonomian lokal, khususnya bagi petani multietnis di Way Tenong—dari suku Semende hingga Jawa dan Lampung,” tambah Untung, merujuk pada keragaman demografis kecamatan yang kaya akan budaya pegunungan.
Dari perspektif akademis, peresmian ini patut diapresiasi sebagai model public-private partnership (PPP) yang inovatif di tingkat kabupaten. Berbeda dengan cabang-cabang ritel konvensional yang sering kali berfokus pada konsumen urban, Mahakam Mart Way Tenong dirancang khusus untuk ekosistem agraria, dengan penekanan pada keberlanjutan lingkungan—seperti penggunaan pestisida ramah lingkungan dari lini produksi Mahakam Agrochemical. Hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 2 (Zero Hunger) dan Nomor 8 (Decent Work and Economic Growth), di mana integrasi rantai pasok lokal dapat meningkatkan pendapatan petani kecil hingga 15%, sebagaimana dibahas dalam Jurnal Ekonomi Pertanian Indonesia edisi terbaru (2025).
Namun, tantangan tetap ada. Para pakar agraria menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap kualitas produk dan distribusi subsidi pupuk, agar manfaatnya merata tanpa memicu distorsi pasar. Di sisi lain, keberhasilan Mahakam Mart juga bergantung pada adaptasi digital, seperti integrasi e-commerce untuk petani remote, yang bisa menjadi peluang ekspansi ke kecamatan tetangga seperti Sumber Jaya atau Lumbok Seminung.
Dengan demikian, peresmian Mahakam Mart Way Tenong bukan hanya menambah titik ritel baru, melainkan membuka babak baru dalam narasi pembangunan Lampung Barat: dari daerah agraris tradisional menuju pusat inovasi pertanian yang tangguh. Sebagai kontributor Jurnal Ekonomi Agraria Online, kami merekomendasikan studi lanjutan untuk memantau dampak jangka menengahnya, guna menjadi blueprint bagi kabupaten lain di Sumatra.
Pewarta : IF
