
RI News Portal. Blang Kejeren, 23 Juli 2025 — Dalam rangka mendukung program strategis nasional tentang ketahanan pangan sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia, Perum Bulog Cabang Aceh Tenggara memulai penyerapan perdana jagung hasil panen lokal masyarakat di Kabupaten Gayo Lues. Kegiatan ini dilakukan bersama Polres Gayo Lues di Gudang Bulog Blang Kejeren sebagai langkah nyata untuk memperkuat rantai pasok komoditas pangan nasional dari daerah hulu.
Kepala Kepolisian Resor Gayo Lues, AKBP Hyrowo, menjelaskan bahwa penyerapan jagung dilakukan dengan skema harga yang mempertimbangkan kadar air pipilan jagung. “Bulog akan membeli jagung pipilan dengan kadar air 18–20 persen seharga Rp5.500 per kilogram, dan yang memiliki kadar air sekitar 14 persen seharga Rp6.400 per kilogram,” ujarnya. Namun, ia mengakui bahwa kendala cuaca hujan telah menyebabkan kadar air beberapa panen masih berada di kisaran 20–23 persen.

Menanggapi hal tersebut, Kapolres mengusulkan agar Bulog dapat memaksimalkan pemanfaatan fasilitas gudang pengering jagung milik Pemerintah Daerah yang dikelola oleh Dinas Pertanian Gayo Lues. “Kami di sini berperan sebagai penggerak. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan, baik dari Bulog, Pemerintah Daerah, maupun para pemangku kepentingan lainnya, guna menciptakan keberlanjutan bagi kesejahteraan petani jagung,” tambah Hyrowo.
Penyerapan komoditas jagung oleh Bulog merupakan bagian dari kebijakan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal. Selain menjaga stabilitas harga di tingkat petani, langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor jagung untuk kebutuhan industri pangan dan pakan ternak.
Baca juga : KPK Dalami Payung Hukum Dana Non-Budgeter Bank BJB, Dugaan Korupsi Iklan Capai Rp222 Miliar
Dalam konteks ini, kebijakan penyerapan jagung memiliki implikasi strategis yang luas. Pertama, secara ekonomi, memberi jaminan pasar bagi petani lokal. Kedua, secara sosial, memperkuat peran negara dalam menjamin kesejahteraan petani dan keberlanjutan ekosistem pertanian. Ketiga, secara politis, memperlihatkan sinergi antara institusi negara (Polri), BUMN (Bulog), dan pemerintah daerah dalam mendukung agenda nasional.
Kapolres Gayo Lues juga menekankan pentingnya dukungan terhadap penyaluran pupuk subsidi agar proses budidaya jagung lebih optimal di masa tanam berikutnya. Ia menyatakan, “Bantuan pupuk sangat diharapkan oleh masyarakat karena secara langsung akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian jagung di wilayah ini.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan hulu pangan nasional yang berbasis kerakyatan. Dalam konteks akademis, strategi penyerapan seperti ini mencerminkan pergeseran paradigma dari pendekatan berbasis pasar bebas menuju sistem pangan yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
Pewarta : Jaulim Saran
