
RI News Portal. Jakarta, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), memperkuat kemitraan strategis dengan Republik Rakyat Tiongkok dalam bidang pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) dan penguatan talenta digital nasional. Komitmen ini disampaikan dalam pertemuan resmi antara Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, dan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, yang berlangsung di Jakarta.
Dalam pernyataan resminya, Meutya menegaskan bahwa penguatan kerja sama ini diarahkan untuk mendukung penerapan teknologi digital di sektor-sektor prioritas nasional, terutama pertanian dan perikanan—dua sektor yang dinilai strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan Indonesia.
“Salah satu pengembangan AI yang sedang kita fokuskan adalah perikanan dan pertanian. Kami berharap dukungan dari Tiongkok, baik dari sisi infrastruktur maupun pengembangan kapasitas sumber daya manusia digital,” ujar Meutya, Minggu (27/7/2025).

Sejumlah wilayah pertanian di Indonesia, menurut Meutya, telah mulai mengadopsi teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi produksi, prediksi hasil panen, dan mitigasi risiko iklim. Kolaborasi dengan Tiongkok diyakini dapat mempercepat proses transformasi digital sektor-sektor ini, mengingat pengalaman dan kapasitas teknologis Tiongkok dalam pengembangan AI dan big data agriculture.
Kemitraan digital antara Indonesia dan Tiongkok tidak hanya mencakup aspek teknologi, tetapi juga menyentuh dimensi diplomasi teknologi dan pengaturan tata kelola digital global. Meutya menyatakan bahwa Indonesia terbuka untuk bermitra dengan berbagai negara dalam mewujudkan transformasi digital nasional. Namun, ia menekankan pentingnya menjunjung tinggi kedaulatan hukum nasional dalam setiap bentuk kerja sama lintas negara.
“Dalam transformasi digital, kita selalu siap bekerja sama dengan semua negara, selama kemitraan tersebut menghormati hukum dan regulasi Indonesia,” tegasnya.
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya prinsip mutual respect dalam hubungan digital internasional, terutama ketika kerja sama menyangkut pengelolaan data, infrastruktur komunikasi, serta pengembangan sistem berbasis AI yang berdampak luas terhadap masyarakat.
Baca juga : Luis Díaz Resmi Menuju Bayern Muenchen: Dinamika Transfer, Strategi Klub, dan Geopolitik Sepak Bola Eropa
Kesepakatan ini juga memiliki implikasi luas bagi pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan sektor swasta. Peningkatan kapasitas talenta digital dan adopsi teknologi AI di sektor pertanian dan perikanan membuka peluang kolaborasi multipihak, termasuk dalam bentuk program vokasi, riset terapan, dan inkubasi startup berbasis teknologi pertanian (AgriTech) dan kelautan (MarTech).
Pemerintah daerah diharapkan mengambil inisiatif untuk menyambut peluang ini melalui program literasi digital, pelatihan AI berbasis kebutuhan lokal, dan integrasi sistem digital ke dalam kebijakan pembangunan sektor primer.
Penguatan hubungan strategis Indonesia–Tiongkok dalam bidang digital merupakan langkah diplomatik yang merefleksikan arah kebijakan nasional menuju kemandirian teknologi dan pemanfaatan teknologi cerdas secara inklusif. Namun, pengawasan terhadap aspek etika penggunaan AI, perlindungan data, dan kedaulatan digital tetap menjadi isu penting yang harus dikawal oleh seluruh pemangku kepentingan.
Pewarta : Yudha Purnama
