Pengembang Industri Kopi lokal Wonogiri semakin Antosias, Lirik Penikmat Minum Kopi Semakin Mentradisi

RI News Portal. Wonogiri, Warga wonogiri merintis budidaya tananan kopi menjadi komuditas tanaman kusus pengembang industri lokal yang berada di pegunungan dan pedesaan tertentu. Beberapa wilayah Kabupaten Wonogiri di dapati industri kopi lokal hasil pengolahan lahan gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) kopi yang menggandeng beberapa pihak penanam modal bahkan ada yang mandiri mengelola lahan milik perhutani.

Miftah salah satu anggota gapoktan tanaman kopi sekaligus pengurus UMKM menuturkan pada rinews saat di temui di Desa Semagar Kecamatan Girimarto, Wonogiri bahwa sejak jaman dulu di kenal memiliki tanaman kopi, akan tetapi belum ada kapabilitas masyarakat untuk mengembangkan budidaya tanaman kopi tersebut.

Tanaman kopi di girimarto menurut cerita adalah satu – satunya peninggalan para punggawa Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa, yang kala itu beliau singgah beberapa waktu di wilayah Desa Semagar, Kecamatan Girimarto Wonogiri. Selain tanaman kopi, Raden Mas Said juga meninggali sebuah rumah peristirahatan yang di sebut rumah tiban di Desa Bubakan masih dalam satu wilayah di Kecamatan Girimarto,Kabupaten Wonogiri.

Melihat hal itu masyarakat Desa Semagar lantas melestarikan tanaman kopi yang tumbuh menyebar di beberapa titik lokasi persawahan petani di Semagar. Kemudian petani mengkaji bahwa tanaman kopi itu adalah tanaman bibit kawit peninggalan Raden Mas Said di kala itu, kata Miftah saat berbincang dengan RI news. Mendapati hal itu yang kemudian sejumlah warga di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri melakukan rintisan pengelolaan komuditas tanaman kopi di Desa Semagar yang di programkan untuk pengembangan ekonomi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) unggulan daerah, yang bekerjasama dengan salah satu Bank Indonesia Solo dengan pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri.

Gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) kopi di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto ,Wonogiri mengelola sejumlah 3500 batang pohon kopi robusta dan kopi torabika di kemas dengan legalitas KOPI NDOROG yang mampu menembus pasaran jawa tengah, jawa barat dan jawa timur bahkan luar jawa

Kopi ndorog lewat koprasi Sumber Usaha (KSU) Badan Hukum Nomor :887/BH/XIV.30/1/2016 (20Januari 2016) setiap satu bulan sekali di lakukan elavuasi pendampingan manajemen administrasi oleh marketing pengelolaan dan perdagangan, ucap Miftah.

Baca Juga : Komnas Perempuan Apresiasi Polisi Tangani Kasus Pelecehan oleh Pria Difabel

Walaupun tanaman kopi di semagar girimarto tumbuh sejak dulu kala saat Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa singgah, akan tetapi masyarakat sekitar belum begitu peduli berbudidaya tanaman kopi pada saat itu, di karenakan awamnya teknik pengolahan dan pasar yang di tuju. Akhirnya pada tahun 2016 tanaman kopi di Semagar ,Kecamatan Girimarto di edus oleh Bank Indonesia Solo bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri untuk mengembangkan tanaman kopi sekaligus pengolahan secara modern berlegalitas kopi ndorog, pungkas Miftah.

Selain kopi ndorog Girimarto , indutri kopi maupun perkebunan kopi di dapati beberapa wilaya wonogiri bagian timur, di antaranya ada pengolahan kopi blego, kopi conto, kopi brenggolo, kopi girimulyo dan kopi komboro. Pengembang industri kopi lokal kabupaten wonogiri menurut Mulyono kopi blego, saya mengolah lahan puluhan hektar milik perhutani lereng lawu selatan hutan blego ngoneng Kecamatan Puhpelem, Kabupaten wonogiri, sekaligus produksi kopi olahan asli beberapa farian dan kemasan yang saya jual, kata Mulyono.

Disamping Mulyono pengembang tanaman kopi di blego, Mahfudz dari Desa Conto, Kecamatan Bulukerto mengatakan hal yang sama, kopi bakal di gemari banyak orang penikmat minum kopi, di desa saya sebetulnya sejak jaman dulu ada sebutan kopi conto, akan tetapi pengembang tanaman tersebut semakin berkurang, sehingga kopi conto pada saat ini tahab pemulihan, kemudian nama dan legalitas tetap bertahan yakni kopi conto.

Pewarta :Nandar.s