RI News Portal. Wonogiri, 7 November 2025 – Setelah menghilang selama hampir 35 hari, Sdri. Sarmi, seorang perempuan berusia 95 tahun dari Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kawasan hutan lereng Gunung Tunggangan. Penemuan ini terjadi pada Kamis (6/11/2025) siang, menandai akhir tragis dari pencarian intensif yang melibatkan keluarga dan warga setempat sejak awal Oktober lalu.
Kerangka manusia tersebut pertama kali diamati oleh Sarno, seorang petani berusia 59 tahun, sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, Sarno sedang mencari rumput untuk pakan ternak di area perkebunan yang berbatasan dengan hutan pegunungan. “Awalnya saya melihat sesuatu yang mencurigakan di antara semak-semak, berupa tulang-belulang yang tersusun seperti kerangka manusia. Saya langsung memanggil warga lain untuk memastikan, dan kami segera menghubungi pihak berwenang,” cerita Sarno saat diwawancarai di lokasi kejadian.
Respons cepat datang dari tim Polsek Purwantoro yang dipimpin langsung oleh perangkat desa. Mereka tiba di tempat kejadian perkara (TKP) tak lama setelah laporan masuk. Di sekitar kerangka, ditemukan potongan kain jarik tradisional dan pakaian lusuh yang masih menempel pada tulang. Barang-barang tersebut langsung dikenali oleh keluarga sebagai milik Sarmi, yang terakhir kali terlihat pada 2 Oktober 2025 sekitar pukul 15.30 WIB, meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan siapa pun.

Laporan hilang resmi diajukan oleh cucunya, Pardi (40), pada 5 Oktober 2025. Selama berminggu-minggu, upaya pencarian melibatkan patroli warga, penyisiran hutan, dan koordinasi dengan aparat desa, namun tak membuahkan hasil hingga penemuan ini. Identitas korban akhirnya dikonfirmasi oleh anak kandungnya, Sarni (70), yang menyatakan bahwa pola kain jarik dan detail pakaian tersebut persis dengan yang dikenakan ibunya saat pergi. “Itu benar milik ibu saya. Kami sudah pasrah, tapi tetap berharap ada keajaiban,” ujar Sarni dengan suara parau, saat menerima penyerahan jenazah.
Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., mewakili Kapolres AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., menyampaikan pernyataan resmi pada Jumat (7/11/2025). “Pemeriksaan awal di TKP tidak menunjukkan indikasi kekerasan fisik. Keluarga telah mengidentifikasi korban dan menerima ini sebagai musibah alamiah. Jenazah langsung diserahkan untuk proses pemakaman sesuai adat setempat,” katanya. Keluarga secara tegas menolak autopsi dan menyertakan surat pernyataan tertulis kepada polisi, dengan alasan menghormati kondisi usia dan keyakinan spiritual.
Kasus ini bukan sekadar insiden hilangnya seorang lansia, melainkan cerminan dari tantangan demografis yang semakin mendesak di wilayah pedesaan Jawa Tengah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri tahun 2024, proporsi penduduk lanjut usia (di atas 60 tahun) mencapai 18,7 persen, dengan mayoritas tinggal di desa-desa terpencil seperti Bakalan. Faktor geografis Gunung Tunggangan—dengan medan curam, hutan lebat, dan akses terbatas—memperburuk risiko bagi individu rentan yang mengalami penurunan kognitif, seperti gejala pikun yang sering dialami Sarmi menurut keterangan keluarga.
Para ahli kesehatan masyarakat menekankan perlunya sistem pengawasan komunitas yang lebih terstruktur. “Lansia dengan keterbatasan mobilitas atau orientasi spasial berisiko tinggi tersesat di lingkungan alami yang kompleks. Pencegahan melibatkan pendampingan rutin, penggunaan alat bantu identifikasi sederhana, dan edukasi keluarga tentang tanda-tanda awal demensia,” ungkap Dr. Retno Wulandari, dosen fakultas kesehatan masyarakat dari universitas negeri di Solo, dalam analisisnya terkait kasus serupa. Ia menambahkan bahwa insiden seperti ini dapat diminimalisir melalui program desa siaga lansia, yang mengintegrasikan posyandu dengan patroli lingkungan.

Di Desa Bakalan, warga kini mulai membentuk kelompok relawan untuk memantau lansia yang tinggal sendirian. “Kami belajar dari kejadian ini. Jangan sampai ada lagi yang hilang tanpa jejak,” kata Kepala Desa Bakalan, yang enggan disebut namanya. Polres Wonogiri juga berencana menggelar sosialisasi keamanan lansia di kecamatan-kecamatan rawan, sebagai tindak lanjut kasus Sarmi.
Kepergian Sarmi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan komunitas, sekaligus menjadi panggilan untuk aksi kolektif. Di tengah transisi demografi Indonesia menuju masyarakat tua, kasus ini menggarisbawahi urgensi kebijakan mikro di tingkat desa: dari peningkatan infrastruktur akses hingga pemberdayaan keluarga inti. Hanya dengan itu, tragedi serupa dapat dicegah, memastikan hari tua yang aman dan bermartabat bagi generasi sebelumnya.
Pewarta: Nandang Bramantyo

